Pantauan di kawasan Pasar Mardika di Ambon, Selasa, mereka menganyam bungkus ketupat itu bukan saja di berbagai lokasi lapak penjualan kebutuhan pokok tertentu, tetapi juga di atas kendaraan bermotor ojek yang parkir.
"Ini kesempatan untuk mendapatkan uang dengan cepat dan santai, sebab tidak kerja keras," kata Abu (45), pengendara motor ojek yang parkir di pintu masuk Pasar Mardika sambil berjualan bungkus ketupat.
Ia mengaku bersama teman-temannya dan perajin bungkus ketupat tidak perlu mencari bahan baku ke desa-desa yang jauh, sebab sudah ada petani yang datang dari desa-desa di Pulau Ambon dan bahkan Pulau Seram yang datang untuk menjualnya di pasar setempat.
"Tinggal membeli saja dari mereka dengan harga yang terjangkau, yakni Rp15.000 sampai dengan Rp25.000/'tumbak' (tangkai)," ujar dia.
Wati, seorang pedagang berbagai jenis sayuran yang juga menganyam bungkus ketupat, mengatakan satu tangkai daun kepala yang ukuran besar kalau dianyam menjadi 75 hingga 80 bungkus ketupat, sedangkan untuk ukuran kecil dan sedang antara 50 hingga 60 buah.
"Jadi cukup lumayan dari hasil anyaman daun ketupat sebab sendiri anyam, sendiri juga yang berjualan, di mana satu ikat (10 buah) dipatok 5.000 (rupiah, red.), ada juga jenis yang lain Rp10.000/delapan buah," ujarnya.
Para perajin juga menganyam "lapa-lapa" yang dijual dengan harga Rp15.000/10 buah. Model anyaman itu juga digemari para pembeli.
Wati mengaku bersama para ibu yang berjualan di pasar setempat membentuk kelompok penganyam bungkus ketupat, sedangkan sejak Senin (3/6) telah menjual 400 buah.
Video :
Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019