Jamaah Tarikat Syattariyah di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) melaksanakan 'maniliak' atau melihat bulan tanpa menggunakan alat bantu teropong guna menentukan 1 Syawal 1440 Hijriah.Sesuai perhitungan pada Selasa (7/5) kami memulai puasa maka hari ini ibadah yang dijalankan sudah masuk ke 29 hari," kata Qadi Ulakan Ali Imran
"Sesuai perhitungan pada Selasa (7/5) kami memulai puasa maka hari ini ibadah yang dijalankan sudah masuk ke 29 hari," kata Qadi Ulakan Ali Imran di Ulakan Tapakis, Selasa (4/6).
Ia mengatakan jika pada maniliak tersebut Jamaah Tarikat Syattariyah melihat hillal maka 1 Syawal jatuh pada Rabu (5/6) sehingga jamaah itu akan melaksanakan Shalat Idul Fitri 1440 Hijriah.
Jika hillal tertutup awan, kata dia, maka jamaah tersebut akan memenuhi bulan Ramadhan menjadi 30 hari sehingga 1 Syawal jatuh pada Kamis (6/6).
Namun, lanjutnya, lokasi maniliak tidak saja di Ulakan namun juga di berbagai daerah lainnya di Sumbar sehingga peluang hillal terlihat menjadi lebih besar
Ia menyampaikan apabila jamaah di Ulakan tidak melihat hillal sedangkan jamaah daerah lain melihatnya maka pihaknya akan melakukan sidang isbad di Masjid Raya Syekh Burhanuddin.
"Jadi kami berkoordinasi untuk menentukan awal Ramadhan dan 1 Syawal," ujarnya.
Ia mengatakan untuk menentukan awal Ramadhan pihaknya berpegangan pada hisab takwim khamsiah yang mana menjumlahkan huruf tahun dan huruf bulan.
Sebelumnya Jamaah Tarikat Syattariyah di Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar menjadwalkan 'maniliak' atau melihat bulan menggunakan mata telanjang pada Senin (6/5) guna mementukan awal Ramadhan 1440 Hijriah.
"Meskipun lokasi 'manaliak' dipusatkan di Ulakan Tapakis namun sejumlah jamaah lainnya juga melakukannya di berbagai lokasi Sumbar," kata Qadi Ulakan Ali Imran di Ulakan Tapakis.
Ia mengatakan ditetapkannya Senin untuk melihat bulan tersebut karena pihaknya berpegangan pada hisab takwim khamsiah yang mana menjumlahkan huruf tahun dan huruf bulan.
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019