Sebanyak 283 narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIb Tulungagung, Jawa Timur, menerima remisi khusus Idul Fitri 1440 H, dengan empat di antaranya langsung bebas dan bisa keluar dari lingkungan LP setelah Shalat Id.Seluruh pengajuan revisi yang kita usulkan disetujui
"Empat yang langsung bebas ini masa hukumannya habis setelah mendapat potongan masa tahanan," kata Kasi Bimbingan Narapidana/Anak Didik dan Kegiatan Kerja (Binadik Giatja) LP Tulungagung Dedi Nugroho di Tulungagung, Selasa.
Tak disebutkan siapa saja napi yang bebas murni pada Rabu (5/6/2019) pagi. Dedi hanya menyebut keempat napi yang mendapat remisi khusus II (RK II/langsung bebas) ada empat orang.
Dari empat itu, lanjut dia, satu mendapat remisi khusus berupa pemotongan masa tahanan selama 1,5 bulan, satu napi lagi dapat pemotongan 1 bulan dan dua napi lainnya mendapat hak pemotongan 15 hari.
Sedangkan untuk remisi khusus I (RK I), Dedi merinci ada 8 napi yang mendapat pengurangan masa tahanan sebanyak 1,5 bulan, 177 napi lain mendapat pemotongan 1 bulan, dan 94 napi sisanya mendapat pemotongan 15 hari.
"Seluruh pengajuan revisi yang kita usulkan disetujui. Usulan awal yang diajukan 275 orang, lalu susulan sebanyak 8 orang sehingga total pengajuan revisi adalah 283 orang," kata Dedi.
Jika berdasar jenis kelamin, dari 283 napi yang mendapat remisi khusus, satu di antaranya merupakan napi perempuan.
Dedi mengatakan, mengacu data jumlah warga binaan dalam LP per 1 Juni, jumlah napi dan tahanan yang mendekam di LP Klas IIb Tulungagung tercatat sebanyak 640 orang.
Dari jumlah itu, 357 warga binaan belum layak atau tidak memenuhi syarat untuk mendapat remisi khusus, karena berstatus tahanan titipan (belum vonis) sebanyak 135 orang, kasus pidana khusus sebanyak 141 orang, belum memenuhi syarat minimal menjalani tahanan enam bulan sebanyak 61 orang dan karena pelanggaran tata tertib sebanyak 20 orang.
Baca juga: 11 narapidana di Lapas Jember langsung bebas saat Lebaran
Baca juga: 471 napi di Inhil Riau dapat remisi Lebaran
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019