"Pasokan air sulit kami peroleh, bahkan untuk membeli saja sulit didapatkan," ujar Djainab, warga Dusun Pelabuhan, di Gorontalo, Selasa.
Ia berharap, krisis air bersih yang terus dialami warga di wilayah itu segera diatasi pemerintah daerah apalagi jelang Lebaran, air menjadi komoditas yang sangat diperlukan untuk keperluan konvensional rumah tangga, termasuk untuk merayakan Idul Fitri.
Warga lainnya, Rino Nusa mengaku sudah sekian lama krisis air dirasakan warga dusun tersebut, namun belum ada solusi yang tepat.
Diakuinya, kondisi wilayah itu sangat sulit mendapatkan air bersih dari sumur sebab airnya asin atau berlumpur hitam.
Sementara air bersumber dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM), sulit mengalir ke rumah-rumah warga.
"Kami terpaksa membeli air melalui jasa mobil tanki seharga Rp40 ribu-Rp60 ribu per tanki sesuai daya tampung yang disiapkan di setiap rumah. Bagi warga kurang mampu, membeli air tentu sangat berat dirasakan," ujarnya.
Rino berharap, pemerintah daerah segera mengupayakan agar warga Desa Pelabuhan segera menikmati air bersih yang layak dan memadai, sebab puluhan tahun krisis air di wilayah itu sulit diatasi.
Krisis air kata dia, cukup mengganggu aktivitas perekonomian masyarakat, seperti yang dirasakan para pelaku usaha warung makan, penjual kue dan usaha kecil, menengah lainnya.
Bahkan untuk keperluan mandi, warga acapkali terpaksa menghemat dengan mandi air laut kemudian membilas menggunakan air tawar.
Baca juga: BPBD: satu desa di Banyumas mulai krisis air bersih
Baca juga: Warga Senaru kembali dilanda krisis air bersih
Pewarta: Susanti Sako
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019