"Kita negara demokrasi tentu lebih memikirkan kepentingan bangsa yang lebih besar dan jangan sampai terjadi perpecahan," kata politisi PDI Perjuangan di Lebak, Banten, Rabu.
Pandangan politik pasangan nomor urut 01 Jokowi-KH Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno boleh berbeda di negara demokrasi.
Namun, mereka lebih mengutamakan perdamaian, persatuan dan kesatuan bangsa, terlebih momentum Hari Raya 1440 Hijriyah.
Persengketaan pilpres yang diajukan Prabowo-Sandiaga ke MK patut dihargai dan dihormati. Sebab, negara demokrasi cukup mendukung untuk ditegakan supremasi hukum.
Karena itu, dirinya meminta masyarakat dapat mempercayai penegakan supremasi hukum tersebut. Sebab, di mata hukum semuanya sama tanpa pandang bulu untuk mencari keadilan.
Para elit politik dapat merajut kembali kedamaian, persatuan dan kesatuan bangsa, dimana Indonesia meiliki ideologi Pancasila.
"Saya kira di negara demokrasi itu kalah dan menang sudah biasa dan jangan menyebar perpecahan," kata anggota DPR dari Dapil Kabupaten Lebak-Pandeglang.
Menurut dia, mereka para elit politik setelah Pilpres memberikan kesejukan dan kedamaian dengan tidak mengeluarkan statemen-statemen yang provokatif yang bisa memecahbelah persatuan.
Ia sebagai anggota DPR sangat mendukung dan menghargai persengketaan pilpres 2019 itu diproses ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Proses hukum itu diajukan oleh pasangan Prabowo-Sandiaga dengan dalih adanya duagaan kecurangan.
Namun, jika proses hukum itu kalah maka harus diterima dan tidak melakukan hal-hal yag tidak diinginkan.
Begitu juga Prabowo agar mengajak kepada pendukungnya agar tetap mengutamakan kedamaian, persatuan dan kesatuan.
"Kita berharap para elit politik dapat menyatukan kembali perbedaan pilpres demi keberlangsungan bangsa itu," katanya.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019