Ziarah ke makam sanak saudara yang telah meninggal dunia merupakan tradisi masyarakat Provinsi Jambi yang sampai saat ini masih terjaga.Saya sekarang tinggal di Kabupaten Sarolangun, setiap tahun selalu mudik karena ingin ziarah ke makam orang tua, saat ini hanya do’a yang dapat kami panjatkan untuk kedua orang tua yang telah meninggal,
Hari pertama hari Raya Idul Fitri 1440 hijriah, ratusan masyarakat memadati pemakaman-pemakaman yang ada di daerah itu hingga menyebabkan kemacetan.
Seperti di Tempat Pemakaman Umum Al Karomah Jambi, pasca pelaksanaan sholat idul fitri, secara berangsur pemakaman itu mulai dipadati masyarakat setempat. Sejumlah masyarakat membawa air serta bunga untuk ditabur di atas pemakaman sanak saudara yang telah meninggal dunia.
“Setiap hari raya Idul Fitri kita ziarah ke kubur ini, tidak hanya dihari raya saja namun sebelum memasuki bulan Ramadhan dan hari raya Idul Adha kita juga ziarah. Kebetulan ini makam orang tua saya,” kata Yanto peziarah di pemakaman itu di Jambi, Rabu.
Tidak banyak ritual yang dilakukan saat berziarah, saat divpemakaman peziarah membaca surat yasin, tahlil dan berdo’a serta membersihkan pemakaman kerabat dan sanak saudara jika terlihat semak serta kotor.
Sementara itu, Hairul peziarah lainnya mengatakan, pada saat hari raya Idul Fitri, ia selalu mudik ke kampung halaman. Salah satu alasannya yakni hendak berziarah ke makam kedua orang tuanya yang dimakamkan di pemakaman itu.
“Saya sekarang tinggal di Kabupaten Sarolangun, setiap tahun selalu mudik karena ingin ziarah ke makam orang tua, saat ini hanya do’a yang dapat kami panjatkan untuk kedua orang tua yang telah meninggal,” kata Hairul.
Tradisi ziarah kubur tersebut biasanya ramai dilakukan mulai dari H+1 sampai dengan H+3 hari raya. Berlangsung sejak pagi sampai sore sekira pukul 17.00 Wib. Bahkan tidak jarang di luar hari-hari itu masih terdapat sejumlah warga yang datang untuk berziarah ke makam saudara dan kerabatnya.
Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019