Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Tengah Guntur Talajan menyebut, ada 167 kegiatan wisata dan budaya tingkat nasional maupun internasional yang akan digelar di provinsi ini selama 2019.Sebanyak 167 kegiatan wisata dan budaya tersebut gabungan dari yang nantinya dilaksanakan pemerintah provinsi maupun 14 kabupaten/kota se-Kalteng
"Sebanyak 167 kegiatan wisata dan budaya tersebut gabungan dari yang nantinya dilaksanakan pemerintah provinsi maupun 14 kabupaten/kota se-Kalteng," kata Guntur di Palangka Raya, Kamis.
Beberapa kegiatan wisata dan budaya skala besar yang dilaksanakan di Palangka Raya yakni Festival Budaya Isen Mulang, Boat Kahayan Festival, Ritual Adat Ma 'Mapas Lewu', Pesta Seni Akhir Taun dan lainnya, di Kabupaten Kapuas festival Budaya Tingang Menteng Panunjung Tarung, di Pulang Pisau festival Karnaval Handep Hapakat, di Murung Raya festival Budaya Tira Tangka Balang
Kemudian di Kabupaten Gunung Mas Festival Budaya Mihing Manasa, di Barito Selatan festival Budaya Dahani Dahanai Tuntang Tulus, di Barito Timur Festival Budaya Jajaka, di Sukamara Festival Budaya Gawing Barinjam, di Seruyan Festival Gawi Hatantiring, di Lamandau festival seni dan budaya serta Festival Babukung, di Katingan ada Festival Budaya Penyang Hinje Simpei, di Kotawaringin Timur ada Festival Budaya Habaring Hurung, Sampit Etnik Carnaval, dan Simah Laut.
"Kalau di Kabupaten Kotawaringin Barat ada Kobar Bedug Festival dan Pawai Budaya HUT Kotawaringin Lama, Festival Tanjung Puting, Festival Marunting Batu Aji, Pagelaran tari Kolosal Daerah, Festival Batang Arut, Welcoming Sail Indonesia, Marunting Fashion Carnaval 2019, serta lainnya," beber Guntur.
Selain mencatat dan mempromosikan berbagai kegiatan wisata dan budaya yang akan dilaksanakan di 14 kabupaten/kota , Disbudpar Kalteng juga sedang berupaya agar berbagai kuliner tradisional khas suku dayak di provinsi ini bisa lebih dikenal hingga tingkat nasional maupun internasional, serta diindustrikan.
Dia mengatakan untuk minuman sejenis baram dan anding di sejumlah kabupaten/kota se-Kalteng, sebenarnya telah ada beberapa pelaku bisnis yang meliriknya. Hanya, sampai sekarang ini masih dalam proses pengurusan izin serta pengecekan di BPOM.
"Doakan saja agar minuman tradisional suku Dayak bisa seperti Arak Bali yang dikenal di Indonesia bahkan Internasional. Ini kita pun sedang mengupayakan agar Baram, Anding dan sejenisnya bisa diindustrikan," demikian Guntur.
Baca juga: Ribuan warga saksikan kirab budaya pernikahan Gubernur
Baca juga: Kalteng gelar festival budaya Dayak Borneo
Pewarta: Kasriadi/Jaya W Manurung
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019