• Beranda
  • Berita
  • Tegalurung benahi desa lewat perbaikan infrastruktur

Tegalurung benahi desa lewat perbaikan infrastruktur

8 Juni 2019 11:21 WIB
Tegalurung benahi desa lewat perbaikan infrastruktur
Kantor Desa Tegalurung, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu. (ANTARA/Khaerul Izan)

Karena dengan infrastruktur yang baik, maka semua itu bisa tercapai lebih mudah dan cepat, sehingga pengeluaran bisa ditekan..

Infrastruktur merupakan salah satu kunci kemajuan suatu daerah, baik perkotaan maupun pedesaan. Hal ini disadari pula oleh Pemerintah Desa Tegalurung, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Dalam kurun waktu empat tahun setelah bergulirnya dana desa dari Pemerintah Pusat, Desa Tegalurung terus melakukan perbaikan di sektor infrastruktur.

Seperti jalan desa, jalan pertanian, pembuatan gedung olahraga dan lain sebagainya yang bisa menjadikan desa tersebut maju serta berkembang pesat.

Desa yang dihuni oleh 5.000 lebih jiwa dari 1.800-an KK terus berupaya menjadikan infrastruktur sebagai upaya peningkatan kualitas perekonomian, kesehatan dan keterampilan warga.

"Karena dengan infrastruktur yang baik, maka semua itu bisa tercapai lebih mudah dan cepat, sehingga pengeluaran bisa ditekan," kata Kepala Desa (Kuwu) Tegalurung Ahmad Fahmi .

Jalan pertanian

Sebagian besar warga yang berada di Desa Tegalurung bermata pencaharian sebagai petani, petambak dan juga perantau baik di dalam negeri maupun di luar negeri atau menjadi pekerja migran.

Luas lahan pertanian padi di Desa Tegalurung mencapai 170 hektare dan hanya mempunyai satu akses jalan yang membelah area persawahan itu.

Di mana sebelum tersedia dana desa akses atau jalan pertanian itu hanya berupa tanggul irigasi tanah liat dan ketika musim hujan menjadi kendala bagi para petani, karena jalannya berlumpur, sehingga menyulitkan untuk mengangkut hasil panen.

"Lahan persawahan kami itu seluas 170 hektare, sebelah barat 120 hektare lebih dan sebelahnya 40 hektare lebih dan satu-satunya akses itu dulunya merupakan jalan setapak yang tidak diaspal," ujar Fahmi.

Fahmi mengatakan ketika tidak ada dana desa, baginya sangat mustahil untuk menjadikan jalan pertanian itu bisa semulus sekarang, karena membutuhkan dana yang tidak sedikit, apalagi jalannya cukup panjang.

Namun seiring berjalannya waktu kata Kepala Desa yang sudah dua kali menjabat itu ada harapan ketika Pemerintah Pusat menggulirkan dana desa.

"Tapi alhamdulillah sekarang jalan pertanian di desa ini sudah mulus dan diaspal, ini bisa membantu distribusi hasil panen para petani lebih cepat dan mudah," katanya.

Ia menambahkan dengan dana desa, pihaknya bisa mempunyai arah pembangunan desa untuk mendukung kemajuan perekonomian desa, seperti infrastruktur berupa jalan, tempat olahraga, usaha maupun lainnya.

Saat ini dengan tersedianya dana desa terbuka peluang untuk melakukan inovasi yang bisa membuat desa berkembang dan maju serta mandiri, meskipun tidak memiliki potensi alam yang bisa dijual.

Saat ini, tidak hanya jalan pertanian yang mulus, di Desa Tegalurung jalan sempit atau setapak juga sudah dibangun dengan lebih baik lagi yaitu menggunakan aspal yang halus, sehingga gang-gang sempit di Desa Tegalurung tidak ada lagi yang masih tanah, karena infrastruktur jalan pedesaan juga sudah merata dan nyaman bagi warga.

Sementara seorang warga Rasidin mengatakan beberapa tahun yang lalu jalan pertanian belum sebagus sekarang ini, di mana jalannya becek dan berlumpur, sehingga para petani ketika memasuki musim panen maupun tanam sangat sulit untuk bisa ke sawah dan biaya angkut hasil panennya juga mahal, namun sekarang berkat dana desa jalannya sudah beraspal.

“Jadi kalau mengangkut hasil panen lebih cepat dan mudah, ongkosnya juga jadi berkurang, ini sangat bermanfaat sekali,” kata Rasidin.

Selain jalan pertanian, jalan di pelosok kampung pun semua sudah beraspal, tidak ada lagi yang berupa jalan tanah.

Dari dana desa

Awal turunnya dana desa pada tahun 2015 menjadi berkah tersendiri bagi Desa Tegalurung, di mana cita-cita mempunyai gedung olahraga bisa segera terlaksana. Namun sempat ada sedikit kendala, karena memang pada saat itu pemerintah belum mengizinkan dana desa untuk digunakan membangun sarana olahraga.

Pemerintah Desa mengambil keputusan yang bisa dikatakan berani, karena desakan masyarakat begitu kuat, sehingga dana desa pertama langsung dibuatkan gedung olahraga.

“Memang pembangunan sempat terhenti beberapa bulan, karena uangnya habis,” kata Fahmi.

Kemudian turun lagi dana desa pada tahun 2016, pihak Pemerintah Desa langsung berupaya untuk menyelesaikan pekerjaan gedung olahraga dengan luas 32 x 13 meter.
Gedung Serbaguna Tunas Muda di Desa Tegalurung, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu. (ANTARA/Khaerul Izan)


Pembangunan infrastruktur berupa gedung olahraga itu memang menjadi satu tantangan tersendiri bagi Pemerintah Desa, karena banyak warga yang menginginkan adanya sarana olahraga memadai serta layak digunakan.

Kini gedung tersebut sudah berdiri megah dan dimanfaatkan oleh warga sekitar, bahkan beberapa bulan yang lalu menggelar kejuaraan bertujuan menggaet atlet-atlet dari Desa Tegalurung agar bisa berprestasi.

“Gedung olahraga ini merupakan perjuangan dari dana desa yang bisa dirasakan manfaatnya oleh warga,” ujarnya.

Inovasi Desa Tegalurung

Desa Tegalurung, Kecamatan Balongan memang sangat dekat dengan kilang minyak Pertamina, namun tidak menjadikan desa tersebut surplus pasokan gas, malah yang sering terjadi kekosongan pasokan gas, apalagi ketika memasuki Ramadhan dan hari besar.

Kondisi tersebut tentu sangat ironi, di mana produsen gas elpiji tiga kilogram sangat dekat, akan tetapi masih saja tidak ada elpiji yang sangat digandrungi oleh masyarakat sekitar.

Dengan alasan itulah, maka Pemerintah Desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) melakukan kerja sama dengan Pertamina, agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar yang memang sangat membutuhkan barang tersebut.
 
Toko BUMDes Tegalurung Asri di Desa Tegalurung, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu. (ANTARA/Khaerul Izan)


BUMDes Tegalurung Asri saat ini masih fokus untuk memenuhi kebutuhan warga berupa gas tiga kilogram tanpa mencari keuntungan yang besar.

“Untuk BUMDes sementara kita fokus menjual gas elpiji tiga kilogram sesuai dengan harga yang telah ditetapkan Pertamina,” tuturnya.

Fahmi mengatakan sudah dua tahun BUMDes Tegalurung Asri berdiri, namun belum untuk ke arah bisnis yang profesional, karena saat ini masih fokus membantu masyarakat sekitar dengan menjual gas elpiji tiga kilogram.

Keuntungan BUMDes juga belum terlalu signifikan dan bahkan belum bisa untuk menyumbang kas desa.

“Yang terpenting BUMDes kita masih bisa hidup dan tidak membebani keuangan desa, itu saja sudah baik,” lanjutnya.

Namun ke depannya kata Fahmi, Pemdes Tagalurung untuk pengelolaan BUMDes akan mengarah mencari keuntungan, apabila semua dirasa sudah siap dan mampu ke arah itu.

Tidak hanya BUMDes yang akan di inovasikan lebih baik. Akan tetapi masih banyak inovasi-inovasi yang sudah dan sedang dikerjakan, namun masih tahap awal.

Seperti pembangunan pasar desa atau kios desa, saat ini baru membuka lahan dan warga sekitar dibiarkan menempati terlebih dahulu, baru ketika terlihat ramai akan dibangun kios maupun pasar dan dananya tentu dari dana desa.

Kemudian Pemdes Tegalurung juga tengah berupaya berternak sapi dan kambing, meskipun saat ini masih sedikit namun ke depan diharapkan jumlah ternak semakin bertambah jumlahnya.

“Dengan adanya dana desa, pemerintah desa bisa menentukan arah tidak lagi hanya angan-angan saja, tanpa adanya realisasi yang nyata,” katanya.

Baca juga: Batubulan, Desa "Tari Barong" bertabur prestasi

Baca juga: Rempoah bersinergi mewujudkan desa mandiri


 

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019