"Iya, disini banyak ilalang karena Pemkab enggak merhatiin tempat ini, sih," kata Petugas gali makam, Oce (27) di TPU Binong, Tangerang, Banten, Sabtu (8/6).
Oce juga menambahkan bahwa petugas di tempat itu juga tidak menerima gaji bulanan, namun uang yang dihasilkan dari upah gali makam atau dari orang yang ziarah.
Untuk upah gali makam pria yang sudah empat tahun bekerja sebagai penggali makam tersebut bisa mendapatkan Rp250.000, itu pun dibagi dua atau terkadang dibagi tiga dengan temannya.
"Kalau buat gali makam upahnya paling Rp250.000 itu juga dibagi dua kadang dibagi tiga," ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan rekan Oce yang berprofesi sama dengannya, Musli (30). Musli menyampaikan bahwa kalau dia bisa dapat uang tambahan paling dari orang yang pada ziarah.
"Kalau buat tambah-tambah kita paling dapet dari peziarah yang titip jaga makam atau membersihkan makam dan (tips) pas lebaran gini lumayan," kata Musli.
Mereka berharap agar nasibnya diperhatikan sehingga makam tersebut selain bisa terlihat indah juga kesejahteraan sebagai petugas pemakaman terjamin.
"Ya, kita sih maunya diperhatikan, toh, buat perpanjangan makam, ahli waris bayar per tiga tahunnya. Masa sih nggak ada buat gaji sama ongkos perawatan makam," kata Musli.*
Baca juga: Pedagang bunga tabur di TPU Palembang "panen" saat Lebaran
Baca juga: Pedagang bunga di sejumlah TPU raup omzet jutaan rupiah
Baca juga: Pedagang bunga tabur di TPU Palembang "panen" saat Lebaran
Baca juga: Pedagang bunga di sejumlah TPU raup omzet jutaan rupiah
Pewarta: Muhammad Adimaja
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019