Penumpang mudik dengan pesawat udara menurun

8 Juni 2019 18:52 WIB
Penumpang mudik dengan pesawat udara menurun
Dirjen Hubda Kemenhub Polana Banguningsih Pramesti di Bandara Sepinggan, Balikpapan, Sabtu (8/6/2019). (Novi Abdi/Antara)

Jumlah penumpang turun rata-rata 20-30 persen, di Jawa terutama dialami bandara di Solo dan Semarang, kata Polana

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Dirjen Hubda Kemenhub) Polana Banguningsih Pramesti menyebutkan tren penurunan jumlah penumpang pesawat udara untuk mudik tidak hanya terjadi di Bandara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur.

“Jumlah penumpang turun rata-rata 20-30 persen, di Jawa terutama dialami bandara di Solo dan Semarang,” kata Polana di Balikpapan, Sabtu. Kedua bandara ada di Jawa Tengah, Bandara Ahmad Yani ada di Semarang dan di Solo adalah Bandara Adi Soemarmo.

Bandara-bandara di Jawa, menurut Polana, menerima dampak dari pembangunan dan pengaturan transportasi darat yang semakin baik. Dengan jalan tol yang sudah tersambung dari barat ke timur dan utara-selatan, fasilitas pompa bensin dan kawasan istirahat yang memadai, juga pengaturan hari libur yang cukup panjang, perjalanan darat menjadi alternatif yang signifikan.

Sementara itu jumlah penumpang di Bandara Sepinggan Balikpapan mengalami dampak mulai beroperasinya Bandara APT Pranoto di Samarinda sejak Oktober 2018 lalu. Untuk sejumlah tujuan seperti Jakarta atau Surabaya, penumpang dari utara Kaltim seperti Sangatta atau Bontang lebih memilih bandara yang dikelola Pemprov Kaltim tersebut karena lebih dekat.

“Kami mengalami penurunan hingga 36 persen,” kata General Manager Angkasa Pura I Sepinggan Farid Indra Nugraha yang mendampingi Dirjen Hubda Polana. Pada 2018 lalu penumpang mudik via Bandara Sepinggan mencapai 199.922 orang, tahun 2019 ini menjadi 141.267 orang.

Karena jumlah penumpangnya turun, maka kargo dan bagasi juga turun. Jumlah kargo dari Sepinggan turun hingga 48 persen dan bagasi sampai 50 persen. Akibatnya pergerakan pesawat juga turun, hingga 22 persen lebih sedikit dibanding musim mudik di 2018.

“Bagasinya dari 1.956.622 kg menjadi separonya saja, 976.221 kg,” kata Farid. Kargo dari 1.476.535 kg menjadi 767.967 kg. Pada beberapa kesempatan sebelum ini GM Farid juga tidak membantah pengaruh kenaikan harga tiket pesawat udara atas semua penurunan tersebut.

Namun demikian, tak semua bandara mengalami penurunan penumpang.

Menurut Dirjen Hubda, Bandara Dominique Edward Osok di Sorong, Papua Barat, justru mengalami kenaikan jumlah penumpang hingga 20 persen. Jumlah penumpang lewat Bandara Ngurah Rai di Bali juga tetap.

“Orang tentu tetap liburan ke Bali,” seloroh GM Farid.

Selain itu, Dirjen Hubda Polan juga punya analisis lain dengan menyatakan penurunan penumpang pesawat udara juga disebabkan jadwal liburan sekolah kali ini yang tidak bersamaan dengan jadwal libur Lebaran seperti 2018 lampau.

“Jadi perjalanan pun terbagi,” demikian Polana.


Suasana Terminal kedatangan Bandara Sepinggan, Balikpapan, Sabtu (8/6/2019). Novi Abdi/Antara)

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019