"Apapun hasil itu yang nantinya diumumkan secara resmi oleh KPU setelah berbagai persoalan disidangkan, maka semua pihak, siapapun dia, harus legawa, berjiwa besar menerima hasilnya," kata Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua Pdt Lipiyus Biniluk di Kota Jayapura, Sabtu.
Menurut dia, baik yang kalah dan menang harus menyadari bahwa inilah akhir dari proses demokrasi lima tahunan yang telah dilalui atau dilakukan pada 17 April lalu, sehingga harus berbesar hati dengan hasilnya.
"Siapapun menang, semua pihak harus menerima dengan hati yang aman dan damai, Karena yang menang juga diridohi oleh Tuhan, begitu juga yang kurang beruntung, diridohi Tuhan, tunggu untuk bersaing lagi pada lima tahun berikutnya. Jadi mari memberikan apresiasi kepada yang menang," katanya.
Kepada partai politik dan warga atau para simpatisan dan pendukung pasangan presiden 01 dan 02, harus mengedepankan kedamaian dan kerukunan.
"Tidak ada untungnya saling gontok-gontokan dan paksakan kehendak, karena itu tidak baik. Jadi, kalau sudah terjadi dan tahu hasilnya, harapnya bisa menerima dengan baik dan berjiwa kenegarawanan," katanya.
Mengenai aksi anarkhis pada 21 dan 22 Mei lalu di Jakarta, Pdt Lipiyus mengaku menyesalkan karena terjadi kerugian material dan korban jiwa.
"Bagi kami, itu adalah aksi terakhir dan tidak boleh terjadi lagi. Kami FKUB Provinsi Papua meminta tidak boleh terjadi lagi. Jika terjadi lagi, kami minta aparat keamanan untuk bertindak tegas dan tidak kompromi karena bisa mengganggu stabilitas negara," katanya.
Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019