Kepala Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan/Basarnas Palu Basrano, di Palu, Senin mengatakan, operasi SAR akan diperpanjang selama satu hari dan selanjutnya dilakukan pemantauan.
"Sekarang sudah masuki hari ke tujuh pencarian bangkai kapal dan awak kapal, masih ada 16 orang penumpang KM Lintas Timur belum ditemukan, " ungkap Basrano.
Operasi SAR dibagi dua tim atau SRU. SRU 1 melibatkan KM SAR Bhisma dengan luas area pencarian 110 Nm dan SRU 2 dari unsur gabungan maritim Luwuk menyisir sepanjang garis pantai Tolili, Batui, Kembani, dan sekitar Teluk Arjuna di perairan Banggai.
Di hari ke tujuh, operasi SAR awak KM Lintas Timur tidak melibatkan Helikopter Super Puma HR3213 dan pesawat intai Boing 737.200 milik TNI-AU seperti dilakukan hari ke tiga hingga ke enam.
"Penyisiran garis pantai Banggai menggunakan Sea Rider, Rubber Boat Basarnas dan Rubber Boat Polair setempat, " tambahnya.
KM Lintas Timur milik PT Citra Baru Adi Nusantara yang berkedudukan di Surabaya, Jawa Timur tenggelam di selat Taliabo, Provinsi Maluku Utara mengangkut 3.000 ton semen dinahkodai Martinus Matitaputi berlayar dari Pelabuhan Bitung, Manado, Sulawesi Utara menuju Morowali, Sulawesi Tengah dengan awak kapal berjumlah 18 orang pada Sabtu (1/6) sekitar pukul 14.00 WITA.
Tujuh hari kegiatan pencarian kapal tenggelam tersebut, baru dua korban ditemukan, satu dalam keadaan selamat dan satu lagi meninggal dunia, namun keduanya tidak masuk dalam manifest, hingga kini masih ada 16 orang awak kapal dalam pencarian.
"Semoga di hari ke tujuh ini membuahkan hasil. Tim SAR gabungan melakukan upaya pencarian mulai pukul 07.00 WITA," ujarnya.
Pada hari ke enam operasi SAR, paparnya, nelayan menemukan dua pelampung milik KM Lintas Timur berwarna orange yang hanyut terbawa arus di perairan Banggai.
Dua pelampung tersebut ditemukan pada Jumat (7/6) sekitar pukul 07.00 WITA saat nelayan sedang melaut di pertengahan pantai Desa Tou, Kecamatan Moilong.
Pewarta: Muhammad Arshandi/Ridwan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019