Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengimbau petani untuk tidak memaksakan menanam padi pada musim kemarau ini....risiko gagal tanam cukup tinggi
"Petani yang lahannya berada di daerah yang mengalami kekurangan air, agar tidak memaksakan menanam padi, karena risiko gagal tanam cukup tinggi," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan DP3 Kabupaten Sleman Rofiq Andriyanto, di Sleman, DIY, Selasa.
Menurut dia, sebagai gantinya disarankan menanam tanaman komoditas lain yang tidak membutuhkan banyak air.
"Pada kemarau ini petani kami sarankan beralih ke palawija seperti jagung. Bisa juga petani menanam komoditas tembakau," katanya.
Pihaknya juga akan membenahi jaringan irigasi guna memperlancar dan memperluas jaringan dan distribusi air pertanian.
"Karena tanpa didukung saluran irigasi yang baik maka hasil panen tidak akan maksimal. Tahun ini kami rencanakan untuk merehabilitasi jaringan irigasi di Sleman seluas 600 hektare," katanya.
Rofiq mengatakan menghadapi musim kemarau tahun ini pihaknya juga telah menyiapkan cadangan beras berupa 100.000 ton gabah yang merupakan hasil panen Maret-April dari lahan seluas sekitar 16.000 hektare.
"Di seluruh Sleman pada Maret-April luas panen 16.000 hektare dengan rata-rata panen 6,5 ton per hektare, sehingga ada cadangan gabah sekitar 100.000 ton," katanya.
Ia mengatakan pada musim tanam kedua Juni pihaknya menargetkan untuk mengolah lahan seluas 6.200 hektare yang dipersiapkan khusus untuk menanam padi.
"Konsentrasi di musim tanam kedua di wilayah Sleman barat yang relatif punya banyak air, dan musim tanam kedua ini harapannya tidak mundur," katanya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019