Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Timur (NTT), Maritje Pattiwaellapea mengemukakan jumlah penumpang pesawat di provinsi tersebut menurun berturut-turut selama Januari-April 2019 dibandingkan bulan per bulan pada periode yang sama tahun lalu.Untuk tarif angkutan udara memang masih luar biasa, harganya masih 'gila-gilaan' ...
Pihaknya mencatat jumlah penumpang yang datang maupun berangkat melalui 14 bandara di provinsi tersebut pada Januari 2019 sebanyak 248.232 orang turun dibandingkan bulan yang sama tahun 2018 sebanyak 288.889 orang, kemudian pada Februari 2019 hanya 221.016 orang turun dibandingkan bulan yang sama 2018 sebanyak 246.226 orang.
Demikian pula penumpang pesawat pada Maret 2019 turun menjadi 266.272 orang dari bulan yang sama 2018 sebanyak 313.524 orang, dan pada April 2019 juga turun menjadi 267.177 orang dibandingkan April 2018 sebanyak 339.352 orang.
"Berkurangnya jam terbang dari maskapai tertentu yang melayani sejumlah rute seperti Kupang-Ende, Kupang-Labuan Bajo, Kupang-Tambolaka juga berdampak pada penurunan arus penumpang ini," katanya di Kupang, NTT, Selasa.
Maritje mengatakan selain itu sejak memasuki awal 2019 hingga Mei, kondisi harga tiket pesawat terus bergerak naik sehingga berdampak pada berkurangnya pengguna layanan penerbangan.
Ia juga menjelaskan komponen tarif pesawat memiliki andil yang cukup besar sebanyak 0,27 persen terhadap inflasi pada kelompok pengeluaran transportasi yang menyumbang sebesar 1,68 persen pada Mei 2019.
Inflasi pada kelompok pengeluaran transportasi, lanjutnya, merupakan penyumbang terbesar terhadap inflasi di NTT pada Mei yang tercatat sebesar 0,3 persen.
"Untuk tarif angkutan udara memang masih luar biasa, harganya masih 'gila-gilaan' pada saat menjelang Lebaran dan juga menjelang liburan sekolah," ujar Maritje.
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019