Harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat pascalebaran naik tajam dari Rp20 ribu menjadi Rp60 ribu per kilogram.Kalau harga cabai terus naik kami akan berkoordinasi dengan provinsi untuk menstabilkan harga
"Kenaikan harga cabai ini karena kurangnya pasokan, dan masih bertahan sampai saat ini," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Solok Selatan Irwandi Osmaidi di Padang Aro, Selasa.
Dia mengatakan untuk cabai kualitas paling bagus dijual pedagang seharga Rp60 ribu, sedangkan kualitas menengah Rp55 ribu, dan kualitas paling bawah Rp50 ribu per kilogram.
"Rata-rata pedagang menjual cabai Rp55 ribu per kilogram," kata dia.
Pasokan cabai merah di Solok Selatan berasal dari petani setempat dan sebagian lainnya dari Kabupaten Solok dan Kerinci, Provinsi Jambi.
Kurangnya pasokan ke pasara, kata dia, kemungkinan karena masih suasana Lebaran dan para petani belum memanen cabainya.
"Kalau harga cabai terus naik kami akan berkoordinasi dengan provinsi untuk menstabilkan harga," ujar dia.
Untuk harga berbagai kebutuhan pokok lainnya, kata dia, masih stabil, seperti bawang merah dijual seharga Rp30 ribu per kilogram, sedangkan beras Rp9 ribu.
Salah seorang warga Sungai Pagu, Fitria Yuningsih, mengatakan, Senin (10/6), di Pasar Muaralabuh, harga cabai merah memang cukup mahal, yaitu Rp55 ribu per kilogram.
"Saya terpaksa mengurangi beli cabai dari biasanya satu kilogram, sekarang cukup setengahnya," kata dia.
Selain itu, katanya, harga jengkol juga mahal di mana biasanya satu cupak (isi 20 butir) hanya Rp15 ribu sekarang naik menjadi Rp30 ribu.
"Jengkol sekarang juga satu cupak Rp30 ribu dan cukup mahal," ujar dia.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019