PT LRT Jakarta memastikan fasilitas layanan moda transportasi Light Rapid Transit (LRT) inklusif dan dapat diakses oleh penyandang disabilitas, baik di area stasiun maupun di dalam rangkaian kereta.
Direktur Utama PT LRT Jakarta Allan Tandiono mengatakan saat dijumpai di hari pertama uji publik LRT di Stasiun Velodrome, Selasa, pihaknya telah melakukan sosialisasi dengan para penyandang disabilitas pada bulan Maret lalu.
“Kami juga lakukan pelatihan bagaimana melayani mereka lalu bagaimana fasilitas disiapkan dan apa yang harus diperbaiki,” katanya.
Di area stasiun, terdapat elevator yang dapat mengakomodir kebutuhan pengguna kursi roda, ibu hamil dan lansia yang hendak menuju ke peron yang terletak di lantai atas. Terdapat pula jalur-jalur kuning bertekstur atau ‘guiding block’ yang bertujuan untuk menunjukkan arah menuju kereta bagi para penyandang disabilitas.
Selain itu, terdapat pula sejumlah pintu masuk dan keluar berukuran besar yang diprioritaskan untuk pengguna kursi roda atau keluarga yang membawa kereta anak-anak.
Di jalur kedatangan dan keberangkatan kereta, tersedia pula toilet khusus pengguna kursi roda. Selain itu, Allan Tandiono mengatakan jarak antara lantai jalur dengan kereta telah dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan pengguna kursi roda untuk naik ke dalam rangkaian kereta.
“Itu dari feedback yang kita dapat, jarak jangan sampai melebihi roda kecil di kursi roda karena nanti bisa jatuh. Elevasi juga jangan terlalu tinggi, kalau tidak nanti susah mendorongnya,” katanya.
Di dalam rangkaian kereta, tersedia area khusus tanpa kursi yang diperuntukkan bagi pengguna kursi roda dan kereta dorong bayi. Apabila area tersebut tak digunakan, maka dapat pula dijadikan tempat penyimpanan barang berukuran besar seperti koper.
Pintu-pintu yang terletak di dekat area tersebut juga diberikan tanda khusus, sehingga pintu tersebut dapat diprioritaskan bagi pengguna kursi roda yang hendak masuk ke dalam kereta.
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019