"Namanya saja Labaran Topat, jadi kurang afdol rasanya kalau tidak membuat ketupat sebagai menu utama sarapan besok," kata Maemunah, pembeli janur, di Pasar Kebon Roek di Mataram, Selasa.
Janur merupakan bahan dasar untuk membuat "ampas" atau wadah ketupat dan jajanan tradisional "bantal" yang terbuat dari ketan, kelapa, dan pisang yang dibungkus dengan janur berbentuk memanjang.
Ketupat dan jajan bantal merupakan menu utama dalam puncak perayaan Lebaran Topat yang sudah menjadi tradisi turun-temurun masyarakat di Pulau Lombok yang dirayakan seminggu setelah Idulfitri.
Menurut dia, ketupat dan jajan bantal akan disantap bersama dengan lauk-pauk khas Pulau Lombok, yakni urap, pelalah ayam, opor ayam dan telur, daging sapi, satai pusut, dan pendamping lainnya pada Lebaran Topat.
Harga yang ditawarkan pedagang janur berbeda-beda. Misalnya, pedagang janur Mutmainah (48) menyebutkan harga satu ikat janur berisi 10 lembar sebesar Rp3.000,00.
Satu ikat janur yang sudah jadi wadah ketupat dan jajan bantal dijual Rp7.500,00 berisi 10 wadah.
Namun, ada juga pedagang yang menjual dengan harga yang lebih murah dan ada juga lebih tinggi tergantung pada besar kecil atau kualitas janur.
Nurmah yang menjual janurnya lebih mahal sebesar Rp4.000,00 per ikat dengan isi 10 lembar, sedangkan janur ketupat yang sudah jadi dijual Rp10 ribu isi 10 wadah ketupat dan jajan bantal.
Nurmah mengaku harga janurnya lebih mahal karena besar-besar dan bagus tidak ada yang berlubang atau rusak. Begitu pula, wadah ketupat dan jajan bantal masih segar-segar.
"Saya menjual lebih mahal karena harga dari pengepul juga lebih mahal dari hari-hari di luar penggunaanya, seperti Lebaran Topat saat ini," katanya.
Menurut dia, berjualan janur menjelang Lebaran Topat merupakan peluang usaha yang cukup menjanjikan. Selain bisa membantu masyarakat mendapatkan janur dengan mudah, dia juga mendapatkan keuntungan yang lumayan untuk memenuhi kebutuhannya merayakan Lebaran Topat.
"Alhamdulillah, keuntungan yang saya dapatkan lumayan untuk berlebaran topat besok," ujarnya.
Pewarta: Nirkomala
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019