Widi mengaku enggan memberikan komentar seputar viralnya kasus seorang artis bernama Angela Gilsha yang kesal karena merasa terganggu dengan tangisan anak bayi di pesawat hingga ke media luar negeri.
Meski demikian, personel Be3 ini berpendapat bahwa anak bayi menangis di pesawat sangatlah wajar dan tidak bisa dicegah.
"Sudah sewajarnya yang namanya anak bayi atau anak kecil punya keterbatasan. Ya kita harus bisa menyamankan si anak, ya itulah seninya punya anak. Kita kan enggak bisa ya, anak nangis terus kita pencet tombolnya dia langsung diem, terus disumpel mulutnya gitu, kan ya enggak," kata Widi usai syukuran film "Toko Barang Mantan" di Jakarta, Rabu.
Bagi Widi, menenangkan anak menangis di pesawat adalah tantangan dari orang tua. Yang penting, orang tua tidak boleh ikut panik atau malah memarahi sang anak.
"Kalau anak udah pasti nangis lah ya, kalau dia rewel sudah pasti nangis. Cuma ibunya atau yang deket sama dia yang bisa menghibur dia atau bawa hiburan banyak paling enggak bawa mainan dua atau tiga," jelasnya.
Widi menambahkan, "Itu tantangan jadi orang tua ya gitu, dihadapan semua orang lain yang enggak merasakan yang kita rasakan. Kalau mungkin aku sisi sebaliknya, kalau aku ada difrekuensi yang berbeda, denger kayak gitu mungkin 'Aduh'. Dulu waktu belum punya anak, mungkin aku bisa berpikir kayak gitu. Tapi setelah punya anak, ya ngerti namanya anak-anak punya frekuensinya sendiri."
Berdasarkan pengalaman yang dihadapi oleh Widi, biasanya dia selalu membawa mainan atau makanan untuk diperjalanan. Menurutnya, hal ini berguna untuk membuat anak tidak menangis.
"Kalau dia udah lepas ASI, mendingan dibawain banyak makanan karena kalau dia ngunyah kupingnya akan aman (tidak sakit). Kalau anak udah bisa gambar atau dengerin musik ya kita bawa aja earphone sendiri. Itu bisa jadi salah ngatasi anak rewel," ujar ibu tiga anak itu.
Baca juga: Kiat bawa bayi naik pesawat, beri ASI dan pastikan popok bersih
Baca juga: Kemarin, tips naik pesawat bersama bayi hingga rutinitas usai libur
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019