"Ada pagar pembatas di sekitar permainan itu yang bergeser, kemudian ada yang tersangkut yang menyebabkan komidi putar ambruk," kata Marketing Director PT JIEXPO Ralph Scheunemann saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Ralph pun menduga pagar pembatas tersebut bergeser saat sejumlah pengunjung yang sedang mengantre di sekitar wahana tersebut.
"Pagar itu satu atau dua enggak tahu kenapa dia bergeser. Mungkin karena memang jumlah pengunjung yang banyak," ujarnya.
Saat kejadian tersebut, Ralph mengatakan pihaknya mengambil tindakan cepat dengan melakukan perawatan terhadap pengunjung yang terluka serta membawanya ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan pengecekan.
"Ternyata memang semua hanya luka luka," ujar Ralph.
Sementara itu, Polsek Kemayoran Jakarta Pusat telah memeriksa tiga orang terkait ambruknya wahana komedi putar di arena PRJ.
"Sudah kami periksa tiga orang, satu penanggung jawab lapangan, dan dua orang saksi," ujar Kapolsek Kemayoran, Komisaris Polisi Syaiful Anwar.
Kompol Syaiful mengatakan pihaknya juga telah melayangkan surat pemanggilan kepada atasan penanggung jawab lapangan PRJ.
"Satu orang lagi kami panggil, atasannya (penanggung jawab lapangan), tapi belum, kami akan kirimi panggilan dulu," tutur Syaiful.
Syaiful juga tidak menutup kemungkinan bertambahnya saksi yang akan dipanggil untuk menjalani pemeriksaan seiring dengan perkembangan penyelidikan.
Dugaan sementara penyebab peristiwa tersebut adalah mesin komidi putar yang mati secara mendadak sehingga membuat besi penyangga wahana tidak kuat menahan beban dan akhirnya ambruk.
Ambruknya komidi putar ini membuat empat orang pengunjung PRJ menderita luka ringan.
Keempat korban luka dalam peristiwa tersebut yakni, Ita (41) yang mengalami luka lecet di bagian mata kaki sebelah kanan, Nisa (30) yang mengalami luka memar pada bagian tangan, Jumaidi (30) yang menderita luka lecet pada lutut bagian kiri dan seorang anak bernama Noval (12) yang mengalami bengkak pada bagian tangan kiri.
Pewarta: Nova Wahyudi dan Taufik Ridwan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019