"Pertama ada 15 orang dengan empat senjata api di Jawa Barat. Yang kedua adalah bapak S yang mengirimkan senjata dari Aceh, sekarang disita. Lalu bapak Kivlan Zen ada empat senjata api. Mungkin ada pihak lain yang tak terdeteksi menggunakan senjata api," kata Tito di Lapangan Monas, Jakarta, Kamis.
Mantan Kapolda Metro Jaya ini menegaskan, pihaknya tengah melakukan investigasi tentang banyaknya korban berjatuhan baik dari aparat petugas maupun massa.
"Kita lihat apakah mereka adalah korban sebagai perusuh. atau mereka korban masyarakat biasa. ini sedang didalami oleh tim," ujar Tito.
Selain itu, Tito menegaskan saat ini timnya bekerja pararel dengan Komnas HAM dan nantinya data dari kepolisian dengan data Komnas HAM direkonsiliasi.
"Jadi kami tidak mau membuat menjadi sama, tapi masing-masing berbeda yang penting ada komunikasi karena data dan fakta itu perlu. Untuk bisa terjadi sebagian di tempat lain sebagian juga didapatkan," tutur Tito.
Diketahui, sebelumnya Polri menyampaikan bahwa jumlah korban meninggal dunia akibat kerusuhan 21-22 Mei sebanyak sembilan orang dan ratusan orang luka-luka.
"Polri sudah bentuk tim investigasi yang diketuai oleh Irwasum Polri untuk menginvestigasi semua rangkaian peristiwa 21-22 Mei termasuk juga 9 (korban)," ujar Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal M Iqbal di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/6).
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019