• Beranda
  • Berita
  • Polisi El Salvador berikrar akan tingkatkan perang melawan gerombolan

Polisi El Salvador berikrar akan tingkatkan perang melawan gerombolan

13 Juni 2019 15:01 WIB
Polisi El Salvador berikrar akan tingkatkan perang melawan gerombolan
Amanda, pencari suaka dari El Salvador, mencuci sepatunya sementara putrinya Merli yang berusia 16 tahun memperhatikan di tenda sementara dekat Jembatan Internasional Brownsville-Matamoros dimana mereka menunggu penuh harap untuk secepatnya diizinkan masuk Amerika Serikat, di Matamoros, Tamapulipas, Meksiko, Jumat (17/5/2019). (REUTERS/LOREN ELLIOTT)
Pasukan polisi El Salvador pada Rabu (12/6) berikrar akan berbuat lebih banyak untuk memerangi kejahatan terorganisir di negara Amerika Tengah, yang dilanda kerusuhan itu dan puluhan ribu orang telah melarikan diri.

Sementara itu, Amerika Serikat melancarkan tekanan agar El Salvador menghentikan arus migran ke arah utara. Lonjakan migran Amerika Tengah yang menyeberang ke Mexico untuk sampai ke perbatasan dengan Amerika Serikat telah membuat marah Presiden Donald Trump, yang bulan Juni mengancam akan memberlakukan tarif hukuman atas Mexico kalau negara tersebut gagal menghentikan migran.

Maurico Arriaza, Direktur Pasukan Polisi El Salvador, mengatakan polisi menyerbu beberapa daerah paling berbahaya di negeri itu untuk merebut kembali wilayah dari gerombolan dan menangkap pemimpin mereka, serta menyita senjata api, uang kontan gelap dan narkotika.

"Jika (gerombolan) tidak memberi kami pilihan, kami harus meningkatkan upaya," kata Arriaza, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis siang. Ia tidak memberi perincian mengenai apa operasi yang akan dilancarkan. Pemerintah El Salvador menyalahkan gerombolan tersebut sebagai penyebab kerusuhan di negeri itu.

Kelompok hak asasi manusia, termasuk PBB, dalam beberapa tahun belakangan ini telah meneliti pasukan polisi El Salvador karena diduga melakukan pembunuhan tanpa proses pengadilan dan pelanggaran hak asasi manusia dalam peristiwa yang digambarkan oleh polisi sebagai bentrokan dengan anggota gerombolan.

Pemerintah Amerika Serikat, Mexico dan apa yang disebut Segi Tiga Utara --El Salvador, Guatemala dan Honduras-- bertemu pekan ini untuk merundingkan rencana pembangunan dengan tujuan menciptakan insentif buat migran agar tetap tinggal di dalam negeri.

El Salvador tetap merupakan salah satu negara yang paling rusuh kendati pasukan polisi negeri tersebut melaporkan jumlah pembunuhan dalam semester pertama tahun ini telah turun sampai 12,2 persen jadi 1.407.

Sumber: Reuters

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019