"Ada pertumbuhan sekitar 5,4 persen," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Wisnu Handoko usai Halalbihalal di Wisma Antara, Jakarta, Kamis.
Wisnu mengatakan pihaknya tidak menargetkan terkait dispensasi, namun karena animo masyarakat tinggi, maka dibukalah untuk sejumlah rute yang sangat padat.
Selain itu, lanjut dia, pemberlakuan dispensasi harus mengacu pada aspek keselamatan yang terlebih dahulu diperiksa oleh inspektur kelautan (marine inspector) Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP).
"Kita tidak menargetkan 20 atau 30 persen karena dispensasi itu harus melalui inspeksi 'marine inspector' oleh syahbandar apakah aspek stabilitas dan alat keselamatan di kapal masih mencukupi, kalau masih bisa ya kami tambah sesuai kondisi kapal, ada yang 20 persen ada yang 10 persen," katanya.
Sejumlah kapal yang diberlakukan dispensasi, di antaranya yang beroperasi di Sorong, Ternate, Makassar dan Balikpapan di mana terjadi lonjakan penumpang yang cukup signifikan.
Meskipun dispensasi, Wisnu menegaskan, calon penumpang tetap harus membeli secara daring untuk menjaga keteraturan dalam pengangkutan penumpang.
"Dispensasi harus dimanfaatkan perusahaan pelayaran, meskipun dispensasi tetap pembelian lewat online, artinya harus tetap membeli tiket. Itu supaya memastikan orang tidak datang ke pelabuhan tidak punya tiket karena orang kadan-kadang berpikir saya datang saja ke pelabuhan karena kalau sudah benar-benar padat, kita akan diangkut juga," katanya.
PT Pelayaran Nasional Indonesia mengaku tetap mengutamakan keselamatan meskipun memberlakukan tiket dispensasi lantaran permintaan yang sangat tinggi pada arus Lebaran tahun ini.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI (Persero) Yahya Kuncoro mengatakan penumpang kapal Pelni dalam empat bulan terakhir pada hari-hari biasa mengalami lonjakan cukup signifikan dari Januari-April naik dari 852.255 menjadi 1.172.143 pelanggan atau naik rata-rata 38 persen per bulan dibanding sebelumnya.
Yahya mengatakan sebetulnya pihaknya berkeinginan memberlakukan pengaturan penjualan tiket satu orang satu tempat tidur atau “one man one seat” di seluruh kapal untuk kenyamanan penumpang, namun karena permintaan sangat tinggi, Pelni menjual tiket dispensasi.
“Penambahan penjualan tiket dispensasi tetap menjamin keamanan dan keselamatan konsumen, namun kenyamanan akan berkurang,” katanya.
Baca juga: Penumpang kapal catatkan angka tertinggi Lebaran 2019
Baca juga: Menteri BUMN: penumpang kapal laut melonjak selama libur Lebaran
Baca juga: Kemenhub catat hampir satu juta pemudik gunakan kapal laut
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019