"Mereka akan mampu menyemai semangat promotif preventif dalam pengenalan dampak-dampak yang diakibatkan pola hidup yang tidak sehat," ujarnya di sela peresmian layanan Pengaduan Terpadu Satu Atap RSUD Dr Soetomo bersamaan Halalbihalal di Surabaya, Kamis.
Dilibatkannya para influencer, kata dia, diharapkan dapat membangun hubungan yang kuat antara pelayanan kesehatan dan masyarakat.
"Rangkul youtuber dan blogger untuk keliling di layanan rumah sakit kelas tiga sehingga diketahui kebutuhan pasien tak hanya layanan kesehatannya, tetapi juga rumah singgah," ucapnya.
Menurut gubernur perempuan pertama di Jatim itu, jika para influencer diajak berkeliling untuk mengetahui penyakit-penyakit berbahaya meskipun tidak menular maka dapat menjadi upaya preventif yang efektif.
Sementara itu, Direktur Utama RSUD Dr Soetomo dr Joni Wahyudi mengungkapkan upaya ini masih bisa dilakukan meskipun ada peraturan pembatasan pengambilan gambar maupun video di lingkungan rumah sakit.
"Kamera boleh, tapi tidak pada pasien, jadi kalau diambil gambar pasien, harus ada persetujuan dulu," katanya.
Kendati demikian, ia juga menyambut baik saran gubernur Jatim memakai peran influencer untuk mempublikasikan pelayanan yang ada, termasuk bisa menjadi bagian dari penilaian kinerja dan kepuasan pelayanan yang ada di rumah sakit setempat.
"Nanti bisa dilibatkan bagaimana orang lain menilai RSUD Dr Soetomo. Untuk 2018 dari hasil survei internal kepuasan pekerja kami kurang baik, tapi penilaian dari masyarakat justru bagus," katanya.
Pada kesempatan turut hadir Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak beserta istri yang juga ketua TP PKK Jatim Arumi Elestianto Dardak.
Hadir juga Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, Direksi RSUD Dr Soetomo, RSU Haji, RSUD Dr Syaiful Anwar, RSUD Dr Soedono, RSJ Menur Surabaya serta sejumlah pegawai medis maupun paramedis di lingkungan rumah sakit setempat.
Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019