Pengiriman bahan bakar minyak (BBM) untuk masyarakat di Enggano, pulau terluar berjarak 106 mil laut dari Kota Bengkulu oleh pihak PT Pertamina Depo Bengkulu terkendala cuaca buruk di Samudera Hindia.
"Pengiriman BBM sudah direncanakan sejak 2 Juni lalu tapi belum bisa diberangkatkan karena terkendala cuaca buruk," kata Region Manager Communication & CSR Pertamina Sumbagsel, Rifky Rakhman Yusuf di Bengkulu, Jumat.
Ia mengatakan pengiriman BBM ke pulau berpenduduk sekitar 3.000 jiwa yang masuk Kabupaten Bengkulu Utara itu belum dapat direalisasikan karena belum mendapat izin berlayar.
Menurut Ridfky pengiriman BBM terakhir ke pulau tersebut dilakukan pada 12 Mei 2019.
Pengiriman selanjutnya direncanakan pada Minggu (16/6) namun tetap mengacu pada rekomendasi cuaca di perairan Bengkulu hingga Pulau Enggano.
Jumlah BBM yang siap dikirim sesuai kuota per bulan untuk SPBU Kompak adalah premium sebanyak 15 kiloliter, pertalite 20 kiloliter, solar 5 kiloliter dan kerosene sebanyak 5 kiloliter.
Pasokan yang terbatas membuat warga yang bermukim di Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara mengeluhkan harga BBM mencapai Rp20 ribu per liter di warung pengecer sedangkan stok di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Kompak mengalami kekosongan.
“Minyak sudah sulit didapat sejak sebelum Lebaran kemarin sampai saat ini masih kosong di SPBU,” kata Emilia, warga Desa Malakoni, Pulau Enggano, saat dihubungi dari Bengkulu, Jumat.
Ia mengatakan BBM saat ini hanya terdapat di beberapa warung pengecer di Desa Meok dan Kahyapu yang dijual dengan harga sangat tinggi dan tidak terjangkau masyarakat.
Menurut Emilia, kekosongan pasokan BBM di SPBU Kompak yang terdapat di Desa Malakoni membuat mobilitas masyarakat terganggu.
“Kendaraan tidak bisa jalan karena BBM kosong, jadi mengganggu aktivitas untuk bepergian,” ucapnya.
Pewarta: Helti Marini S
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019