"Kita bangga Indonesia memiliki budaya masyarakat Badui," kata David, wisatawan Amerika Serikat saat ditemui di Lebak, Jumat.
Dirinya mengetahui kehidupan masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak tahun 2011 dan ingin mengunjungi ke Indonesia.
Merasa senang bisa mengunjungi masyarakat Badui. Dia mengunjungi masyarakat Badui bersama calon isteri, karena ingin belajar kehidupan masyarakat Badui.
Kehidupan masyarakat Badui ternyata cukup sederhana dengan membangun rumah-rumah dari bambu dan atas rumbia.
Selain itu juga kondisi permukimannya tidak terdapat sarana jalan, jaringan listrik juga menolak kehidupan modernisasi.
"Kita merasa berkesan selama empat hari tinggal di permukiman Badui," katanya menjelaskan.
Menurut dia, masyarakat Badui patut dijadikan percontohan bagi warga dunia, karena mereka selain hidup sederhana dan menolak modernisasi.
Selain itu juga warga Badui mencintai pelestarian alam dengan melarang kerusakan hutan,seperti penebangan pohon hingga ekspolitasi pertambangan.
Prinsif mereka bahwa kerusakan hutan bisa menyebabkan malapetaka bencana alam dan bisa memakan korban jiwa.
Disamping itu juga kehidupan masyarakat Badui penuh kedamaian, kegotongroyongan,kebersamaan dan saling menghormati serta menghargai.
Bahkan, kawasan permukiman Badui hingga kini masuk daerah teraman di dunia.
"Kita merasa bangga kehidupan warga Badui menjalin kerukunan," kata mahasiswa budaya di Yoyakarta itu.
Begitu juga Monica, seorang wisatawan Amerika Serikat mengatakan, dirinya kali pertama mengunjungi permukiman masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak sangat berkesan dengan alamnya juga warganya.
Sebab, dirinya tinggal sepekan di permukiman Badui cukup aman, bersahabat dan sederhana.
"Kami ke sini ingin mengetahui kehidupan masyarakat Badui," katanya.
Plh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak Imam Rahmayadin mengatakan budaya Badui masuk 100 destinasi wisata kalender nasional dan dapat mendongkrak kunjungan wisata asing ke Indonesia.
Saat ini, wisatawan asing yang berkunjung ke Badui meningkat dan kebanyakan dari negara Perancis, Italia, Belanda, Turki dan Amerika Serikat.
"Kami terus mempromosikan budaya Badui agar bisa mendunia," ujarnya.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019