Konsep itu mengombinasikan antara kota pemerintahan berbasis keberlanjutan dan teknologi serta memperhatikan efisiensi, kata Alu usai menjadi narasumber seminar nasional 'Menyambut Ibu Kota Pemerintahan NKRI' yang dilaksanakan Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) Kalteng di Palangka Raya, Sabtu.
"Jadi, konsep perpindahan ibu kota pemerintahan Indonesia tidak melupakan aspek lingkungan, budaya dan ekonomi, tapi tetap mengikuti perkembangan teknologi di era 4.0 seperti sekarang ini," tambahnya.
Pendiri Lembaga Pengkajian, Pendidikan dan Pelatihan Lingkungan Hidup (LP3LH) itu meyakini konsep "green and smart city" sangat memungkinkan dilaksanakan di Kalteng jika terpilih menjadi ibu kota pemerintahan Indonesia.
"Jangan dibuat sama persis seperti di DKI Jakarta. Ini kan memindahkan ibu kota pemerintahan Indonesia, bukan pusat bisnis. Desainnya harus menyesuaikan dengan fungsinya sebagai administratif," ucapnya.
Dia membenarkan perpindahan ibu kota tersebut satu sisi membuat lokasi baru, disisi lain membuka atau membabat hutan. Namun, dengan adanya konsep "green and smart city", membuat hutan tidak dibuka semua. Sejumlah tanaman di lokasi ibu kota pemerintahan itu tidak ditebang dan tetap dipelihara.
"Jangan dibabat semua tanaman yang ada di situ. Lalu membuat yang baru. Jangan dibuat seperti itu. Pertahankan sebagian dan pelihara. Itu yang namanya konsep 'green and smart city'," demikian Alu.
Di tempat yang sama, Gubernur Kalteng periode 2005-2015 Agustin Teras Narang mendukung konsep "green and smart city" yang diusulkan Alu Dohong. Menurut dia, konsep tersebut sama seperti yang dipikirkan selama ini bahwa ada kota menggunakan teknologi, tapi tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan, budaya dan ekonomi.
"Kalau konsep itu diterapkan nantinya di ibu kota pemerintahan Indonesia, saya yakin akan menjadi ikon. Bukan hanya Ikon untuk Kalteng, tapi juga se-Indonesia, bahkan dunia. Sangat bagus sekali konsep yang diusulkan Pak Alu Dohong," kata Teras Narang.
Pewarta: Kasriadi/Jaya W Manurung
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019