Perlahan namun pasti penampilan Jojo mulai membaik, terbukti setelah beberapa kali membuat kejutan dengan menumbangkan pemain top di sejumlah turnamen dan akhirnya berhasil merebut gelar juara dari New Zealand Open dan Australia Open 2019.
"Jonatan dalam kondisi fisik yang prima, dia itu memang staminanya harus bagus. Jonatan mainnya perlu durasi panjang, tempo lama, jadi awalnya itu dulu, teknik dan cara main saya lihat bisa lebih menguasai," tutur Kepala Pelatih Tunggal Putra PBSI Hendry Saputra melalui keterangan resmi yang diterima Antara di Jakarta, Minggu.
Dari segi teknik pukulan, misalnya, beberapa stroke pukulan Jojo sebelumnya terlihat kurang meyakinkan, namun pebulutangkis kelahiran Jakarta itu sekarang lebih berani menerapkan strategi yang lebih baik.
Sebelumnya, Jonatan meraih gelar Australia Open 2019 usai mengalahkan rekan senegara yaitu Anthony Sinisuka Ginting dengan skor 21-17, 13-21, 21-14.
Meski berstatus turnamen level super 300, namun banyak para pemain top yang ambil bagian dalam kejuaraan ini sebagai upaya pengumpulan poin menuju Olimpiade Tokyo 2020.
Pengumpulan poin olimpiade dimulai pada turnamen New Zealand Open 2019 pada bulan Mei lalu dan akan berakhir di turnamen Badminton Asia Championships 2020 pada bulan April mendatang.
"Bagi saya ini sudah oke, melebihi target, tadinya target salah satunya masuk final dan juara tapi ini keduanya lolos. Kalau dibilang ini kan cuma super 300, ya tidak apa-apa sah saja karena sedang mengejar poin untuk olimpiade," tutur Hendry.
Jonatan kini sudah mulai menjalani latihan di Pelatnas Cipayung untuk mempersiapkan diri jelang kejuaraan selanjutnya di Blibli Indonesia Open 2019.
Baca juga: Juara Australia Open, selanjutnya Jojo fokus hadapi Indonesia Open
Baca juga: Kesabaran kunci "The Daddies" juarai New Zealand Open
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2019