Awalnya Presiden mengatakan aktivis 98 banyak yang sudah menjadi kepala daerah baik bupati, wali kota hingga gubernur. Aktivis 98 juga sudah ada yang menjadi wakil rakyat sebagai anggota DPR RI.
Namun dia mengatakan belum ada aktivis 98 yang menjadi menteri.
"Berkaitan dengan aktivis 98, ini adalah pelaku sejarah, memang sebagian besar sudah ada yang menjabat bupati, DPR, walikota atau jabatan lain tapi saya juga mendengar ada yang belum. Saya lihat menteri belum," kata Jokowi.
Sesaat setelah pernyataan Jokowi itu para aktivis 98 yang hadir lantas meneriakkan nama Adian Napitupulu sebagai bentuk dukungan kepada politisi PDIP itu untuk masuk dalam pemerintahan mendatang.
"Adian, Adian, Adian," kata para aktivis 98.
Presiden pun kembali melanjutkan pidatonya, bahwa bisa saja dengan kemampuan yang ada, aktivis 98 tidak hanya menjabat menteri, namun bisa sebagai duta besar, atau di perusahaan BUMN.
"Tetapi saya selalu melihat yang bersangkutan memang harus memiliki kapasitas, kepemimpinan, karakter kuat dalam mengeksekusi, memiliki keberanian sebagai eksekutor dalam setiap keputusan yang sulit seperti apapun," jelas Presiden.
Dia mengatakan potensi tersebut banyak dan ada di aktivis 98 yang pada sore itu hadir dalam acara halal bihalal.
"Saya tidak ingin menyebut nama dulu, tapi banyak yang mendukung Adian, bung Adian," kata Jokowi seraya tersenyum.
Jokowi lalu kembali menekankan dirinya enggan menyebutkan nama, maupun inisial. Dia menekankan negara membutuhkan kebersamaan semua pihak untuk bekerja sama membangun negara.
Pada kesempatan itu aktivis 98 memberikan jalet kulit berwarna gelap kepada Jokowi. Di belakang jaket tersebut terdapat tulisan Son Of Democracy 98.
Presiden Jokowi yang hadir mengenakan kemeja putih dan bawahan celana hitam langsung mengenakan jaket tersebut.
Baca juga: Jokowi hadiri halal bihalal dengan aktivis 98
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019