"Diperkirakan ada delapan rangka manusia tertimbun, mereka adalah korban gempa disertai stunami dan likuifaksidan, " kata Lurah Petobo Alfin H Ladjuni, di Palu, Minggu.
Sembilan bulan pascagempa, tsunami dan likuifaksi yang memorak-porandakan Kota Palu masih banyak korban belum ditemukan, termasuk korban likuifaksi Kelurahan Petobo.
Dia menuturkan, tulang belulang korban likuifaksi itu awalnya ditemukan sejumlah warga sekitar pukul 12.00 WITA yang sedang menggali reruntuhan bangunan guna mencari barang ronsokan untuk dijual.
“Tulang manusia ditemukan di sekitar kompleks perumahan yang masih berdiri. Korban tersebut adalah suku Toraja. diperkirakan dua di antaranya adalah tulang bayi," ujar Alfin.
Dia memaparkan, proses evakuasi tulang belulang korban gempa dan likuifaksi dari dalam tanah dibantu personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama tim penolong Dinas Pemadam Kebakaran Kota Palu dan warga setempat.
"Terbatasnya peralatan serta sulitnya akses menuju lokasi penemuan rangka manusia menyebabkan proses evakuasi cukup memakan waktu. Proses evakuasi hanya menggunakan alat manual, tidak ada alat khsusun, " ucapnya.
Bhabinkamtibmas Kelurahan Petobo Moh Ridho menambahkan, hingga Minggu petang baru lima rangka korban likuefaksi berhasil di evakuasi dan telah dimasukan di kantong jenazah, sedangkan tiga rangka lainnya masih tertimbun.
"Rencananya empat rangka manusia yang msih tertimbun akan di evakuasi menggunakan alat berat karena posisinya di dasar," ungkap Ridho.
Dia memaparkan, keluarga korban sudah berada ditepat menyaksikan proses evakuasi dan telah menyediakan segala sesuatu untuk proses pemakaman.
"Pihak keluarga sudah menyediakan peti jenazah untuk proses pemakaman, " tutur Ridho.
Pewarta: Muhammad Hajiji/Moh.Ridwan
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019