Polisi dan petugas sosial menggrebek pabrik yang digunakan oleh Parle Products Private Limited, pembuat sejumlah biskuit terkenal di India yang berada di kota bagian timur, Raipur.
Parle Products mengatakan mempunyai aturan ketat untuk tidak mempekerjakan buruh anak di pabrik mereka sendiri dan akan menyelidiki pabrik Raipur yang dijalankan oleh perusahaan lain.
"Sejumlah bocah laki-laki itu mengatakan bekerja dari jam 8 pagi hingga 8 malam untuk mengemas biskut dan menjalankan mesin-mesin," kata Kantanaths Sinha seorang anggota komite sosial untuk anak di Raipur.
"Sedikitnya ada tiga anak laki-laki berumur di bawah 14 tahun."
Dinas tenaga kerja India memperkenankan orang berusia antara 15-18 tahun untuk bekerja di bidang yang tidak membahayakan dan dengan jam kerja terbatas.
Indeks global untuk buruh anak yang diterbitkan bulan lalu oleh konsultan Verisk
Maplecroft menempatkan India pada peringkat 47 terburuk dari 198 negara dan disebutkan "tidak ada perbaikan yang nyata" sejak kajian sebelumnya pada 2016.
"Pabrik, dalam kasus ini, tidak dimiliki atau dijalankan oleh Parle Products tetapi dikerjakan oleh pihak ketiga sebagai sub-kontraktor," kata Mayank Shah, seorang pejabat eksekutif di Parle Products.
"Meskipun demikian kami khawatir atas dugaan tersebut dan saat ini menyelidiki masalah tersebut."
Perusahaan tersebut mengatakan memiliki lima pabrik sendiri dan kontrak kerja dengan 70 pabrik lainnya di seluruh negeri untuk membuat biskuti Parle-G.
"Kami memprakarsai audit tenaga manusia di seluruh pemasok pihak ketiga," demikian pernyataan melalui surat elektronik.
"Ke depan, kami juga akan menerapkan sistem penerimaan pekerja yang lebih ketat dan kebijakan karyawan yang lebih bisa memastikan dengan melakukan sidak ke kontraktor pihak ketiga agar kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi di masa mendatang di unit-unit tersebut."
Anak-anak yang semuanya berasal dari negara bagian sekitarnya, kini berada di rumah penampungan dan akan dipulangkan kepada keluarganya.
"Ini merupakan pemberantasan pertama di Raipur untuk kasus seperti ini," kata Arif Shaikh, inspektur polisi di Raipur.
"Buruh anak sudah pasti dilakukan dengan pengaturan tertentu dan pemberantasannya akan dilakukan terus di semua industri. Kami juga berbicara dengan anak-anak yang diselamatkan tersebut untuk melihat bagaimana mereka dipekerjakan dan siapa saja yang terlibat."
Sumber:Thomson Reuters Foundation
Baca juga: Kematian akibat gelombang panas di India naik jadi 36
Baca juga: Pesawat AU India hilang di dekat perbatasan China
Pewarta: Maria D Andriana
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2019