Jumlah perawat dan perawat lansia Indonesia yang dikirim ke Jepang dalam program “G to G” (government to government) atau antarpemerintah mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir.
Menurut data Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) yang diterima di Jakarta, Selasa, jumlah peserta yang dikirim secara berurutan mulai tahun 2015 hingga 2018 adalah 278, 279, 324, 329 orang.
Sementara pada gelombang ke 12 tahun ini, jumlah peserta yang diberangkatkan juga naik menjadi 338 orang. Mereka terdiri dari 38 perawat dan 300 perawat lansia.
Jumlah tersebut adalah yang terbesar kedua selama program ini dijalankan sejak tahun 2008, setelah jumlah terbanyak pada tahun 2009 sebanyak 362 peserta.
Direktur Pelayanan Penempatan Pemerintah BNP2TKI, Arini Rahyuwati, menyebut jumlah peserta tiap tahun sebetulnya belum memenuhi kuota yang disediakan oleh pemerintah Jepang.
“Kuota ini kita mendapatkan 550 nurse (perawat) dan careworkers (perawat lansia) per tahun, tapi kita baru bisa memenuhi sekitar 300-an,” kata Arini.
Sementara itu, Direktur Urusan Ekonomi Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia, Tadayuki Miyashita, menargetkan perawat dan perawat lansia Indonesia yang dikirim ke Jepang bisa mencukupi kebutuhan di negaranya.
“Kami memerlukan banyak perawat dan perawat lansia, jadi program ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan tersebut,” kata dia.
Program “G to G” pemberangkatan perawat dan perawat lansia Indonesia ke Jepang berada dalam skema perjanjian kemitraan ekonomi Indonesia-Jepang atau Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).
Pewarta: Suwanti
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019