"Kami mengharapkan lebih banyak siswa Indonesia belajar di AS, selain sekitar 9.000 pelajar Indonesia yang kami miliki saat ini," kata Marie dalam resepsi memperingati 70 tahun hubungan Indonesia-AS bidang pendidikan dan kebudayaan di Museum MACAN, Jakarta, Selasa malam.
Pemerintah AS berkomitmen untuk terus berinvestasi pada siswa asal Indonesia, yang dikenal akan kebanggaannya untuk mengangkat budaya lokal dan antusiasmenya pada masa depan.
"Sifat-sifat (siswa Indonesia) ini sangat membantu siswa Amerika untuk mempelajari keberagaman dan menghargai perbedaan. Karena itu kami menginginkan lebih banyak siswa Indonesia di kelas-kelas kami," ujar Marie.
Ia menyebutkan sebanyak 4.700 universitas dan community college di AS siap menerima siswa dari Indonesia yang ingin belajar di AS untuk mengejar gelar tertentu atau untuk mengikuti program pertukaran.
Selain beasiswa Fullbright yang paling dikenal secara global, pemerintah AS juga menyediakan berbagai program pertukaran untuk pengembangan kapasitas, antara lain Humphrey Fellowship yang ditujukan untuk para profesional dari kawasan Indo-Pasifik dan Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) yang ditujukan bagi para pemuda dari Asia Tenggara.
Berbagai beasiswa dan program pertukaran tersebut dinilai sangat penting untuk membantu warga Indonesia terhubung dengan institusi akademik, dunia bisnis, dan organisasi masyarakat sipil.
"Koneksi ini sangat penting baik bagi Indonesia maupun AS, karena kita bisa berbagi ide, nilai, dan bekerja sama erat untuk menyokong kesejahteraan bersama," kata Marie.
Baca juga: Kemlu RI-AS adakan program Indonesia-USA7Oth Youth Ambassadors
Baca juga: Mendag sambut 70 tahun hubungan RI-AS dengan diplomasi perdagangan
Baca juga: Marinir Indonesia-Amerika latihan bersama bahas bencana alam
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019