"Selama ini, paradigma pemberitaan kebencanaan lebih kepada aspek ancaman, bahaya dan bombastis. Perlu diubah pada pendalaman solusi, mitigasi dan adaptasi," kata Muhari dalam salah satu sesi Pertemuan Ilmiah Tahunan Riset Kebencanaan 2019 yang diadakan di Kompleks Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia (IPSC) Sentul, Kabupaten Bogor, Rabu.
Muhari mengatakan selama ini wacana yang mengemuka terkait informasi kebencanaan lebih kepada ancaman bahaya yang kemudian menjadi polemik di masyarakat yang menimbulkan keresahan.
BNPB gandeng lintas sektor sederhanakan informasi bencana
Akademisi ingatkan pentingnya mitigasi struktural dan nonstruktural
Menurut Muhari, yang diharapkan dari polemik yang muncul terkait informasi kebencanaan adalah diskusi tentang solusi prabencana, mitigasi dan kesiapsiagaan.
"Saya setuju bahwa potensi bahaya bencana di sebuah wilayah tidak perlu dipertentangkan, tetapi bagaimana bisa meningkatkan upaya mitigasi dan kesiapsiagaan," tuturnya.
Sayangnya, Muhari menilai wacana tentang solusi, mitigasi dan kesiapsiagaan belum banyak muncul dalam upaya-upaya mengomunikasikan bencana.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Universitas Pertahanan dan Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) mengadakan Pertemuan Ilmiah Tahunan Riset Kebencanaan 2019 di Kompleks Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia (IPSC), Sentul, Kabupaten Bogor.
Pertemuan tersebut merupakan pelaksanaan yang keenam untuk mengumpulkan para ahli kebencanaan untuk meningkatkan budaya riset dan memberikan pemikiran secara komprehensif, holistik, dan sistemik.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019