• Beranda
  • Berita
  • Dampak banjir, empat desa di Konawe masih terisolasi

Dampak banjir, empat desa di Konawe masih terisolasi

19 Juni 2019 15:34 WIB
Dampak banjir, empat desa di Konawe masih terisolasi
Salah satu desa di Kabupaten Konawe, Sultra, yang masih terisolasi akibat banjir. (FOTO ANTARA/dok)

Empat desa yang masi terisolasi di Kabupaten Konawe adalah Desa Wawotoma, Latoma Jaya, Arombu Utama dan Desa Amboluto

Ada empat desa di Kecamatan Latoma, Kabupaten Konawe, yang masih terisolas akibat dampak banjir yang melanda sejumlah kabupaten di Sulawesi Tenggara (Sultra).

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Posko Tanggap Darurat Sultra, Rabu menyebutkan, empat desa yang masi terisolasi di Kabupaten Konawe adalah Desa Wawotoma, Latoma Jaya, Arombu Utama dan Desa Amboluto.

Pj.Sekda Konawe Santoso, membenarkan sejumlah desa di Konawe yang hingga kini masih sulit dijangkau dengan menggunakan kendaraan darat karena hampir seluruh titik di wilayah itu masih tergenang banjir dengan ketinggian bervariasi antara 2-4 meter.

"Syukurlah, sejak hari Selasa (18/6) tim relawan dari TNI/Polri, SAR dan BPBD sudah mengirimkan bantuan logistik dengan melalui fasilitas helikopter, sehingga warga yang terjebak banjir sebagian sudah bisa tertangani," katanya.

Selain di empat desa di Kecamatan Latoma, kondisi sama juga dirasakan ratusan warga di lima desa di Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe, yang masih sulit dijangkau kendaraan roda empat untuk mengirim logistik bagi warga setempat.

Salah seorang relawan yang juga warga setempat, Budi mengatakan kesulitan yang dirasakan bagi warga korban banjir di desa itu karena akses untuk mengirim bantuan logistik ke desa itu tidak ada, akibatnya bantuan dari donator dan instansi hanya bisa sampai pada titik lokasi posko yang sudah ditentukan, sementara sampai warga belum bisa.

"Seharusnya pemerintah secepatnya menyediakan alat transportasi roda empat yang bisa mengangkut logistik dari posko penampumpang di Wawotobi ke lokasi di mana desa-desa yang masih terisolasi," ujarnya.
 
Ia mengatakan, setiap warga yang hendak keluar memcari bahan pangan di ibukota kecamatan dengan menggunakan roda dua, harus mengeluarkan uang sedikitnya Rp100 ribu hingga Rp150 ribu sekali dalam penyeberangan, karena mereka harus membayar jasa rakit (pincara) yang dipersewahkan warga untuk bisa menembus ke desa lain.

Data BPBD setempat menyebutkan, untuk areal persawahan di Kecamatan Pondidaha yang siap panen dan baru tanama terendam banjir seluas 7.000-hektare dari total areal persawahan di kabupaten Konawe seluas 34.500 hektare lebih, belum termasuk areal perkebunan petani sayuran dan tambak ikan air tawar.

Baca juga: BNPB: 5.847 KK terdampak banjir Konawe

Baca juga: Tembus daerah terisolasi banjir Konawe, IOF Sultra salurkan bantuan

Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019