"Jadi nanti yang dipertimbangkan adalah nilai tes UTBK sesuai dengan program studi tujuan. Contohnya, seorang calon mahasiswa milih manajemen, maka yang dipertimbangkan adalah nilai ekonomi bukan nilai keseluruhan," ujar Ravik di Jakarta, Rabu.
Ravik meminta siswa yang ikut serta dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) untuk realistis dalam memilih PTN tujuan. Sehingga bisa lulus dalam SBMPTN. Ravik memberi contoh, jika siswa itu memiliki nilai UTBK 60, maka disarankan untuk tidak memilih PTN favorit seperti Universitas Indonesia, tetapi memilih kampus yang lebih besar peluang diterimanya.
"Sistem sekarang lebih adil, karena tahu nilainya sebelum mendaftar. Kalau sebelumnya, kita tidak tahu berapa nilai yang bersangkutan," terang dia.
Selain itu, sistem baru itu bisa mencegah kecurangan karena nilai masing-masing peserta sudah diketahui. Pendaftaran Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019 dimulai tanggal 10 Juni 2019 jam 13.00 WIB dan berakhir pada 24 Juni 2019. Pendaftaran dilakukan secara online melalui laman http://pendaftaran.sbmptn.ac.id.
Persyaratan dan tahapan pendaftaran SBMPTN 2019 yang dapat dilihat pada laman https://sbmptn.ltmpt.ac.id. Berdasarkan Keputusan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor 60 Tahun 2018 bahwa kuota setiap Program Studi yang disediakan untuk calon mahasiswa baru yang mengikuti SBMPTN ditetapkan paling sedikit 40 persen dari daya tampung program studi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Untuk pertimbangan, program studi, daya tampung per PTN tahun 2019, dan jumlah peminat program studi per PTN tahun 2018 dapat dilihat di laman https://sbmptn.ltmpt.ac.id.*
Baca juga: UPI alokasikan 45 persen dari kuota untuk SBMPTN
Baca juga: Menristekdikti minta siswa pelajari profil PTN
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019