UNS akan obati kerinduan Diaspora Jawa

19 Juni 2019 17:15 WIB
UNS akan obati kerinduan Diaspora Jawa
Panitia acara Tuan Rumah Diaspora Jawa saat memberikan keterangan kepada wartawan (Foto: dokumentasi UNS)

Mulai dari prosesi pembukaan yang penuh nuansa simbolik Jawa, sarasehan yang bertema 'Ngelmu Jawa', pemutaran dan diskusi film 'Sugeh' karya dari peserta Malaysia, pentas seni dari peserta, pameran karya seni dan data kesejarahan Diaspora Jawa, serta

Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta akan mengobati kerinduan "sedulur nunggal leluhur" garis keturunan Jawa dari berbagai belahan dunia atau yang lebih dikenal dengan Diaspora Jawa dengan menjadi tuan rumah Diaspora Jawa Dunia.

"Dalam rangkaian penyambutan, kami akan membuat rangkaian acara yang terkait dengan kerinduan sedulur tersebut kepada tanah tumpah darah dan budaya leluhurnya," kata Ketua Panitia Kegiatan Setyo Budi di Solo, Rabu.

Ia menambahkan Diaspora Jawa sendiri secara kesejarahan adalah keturunan dari orang-orang Jawa yang di masa lampau melakukan migrasi ke berbagai negara.

Ia menjelaskan terhitung ada delapan kelompok besar yang hadir dalam kegiatan yang dilaksanakan pada 20 dan 23 Juni 2019 tersebut, yaitu tujuh negara Diaspora Jawa meliputi Malaysia sebanyak 123 peserta, Belanda 38 peserta, Singapura 26 peserta, New Caledonia 51 peserta, Suriname 6 peserta termasuk Duta Besar Suriname untuk Indonesia, Tiongkok 2 peserta, dan Amerikat Serikat 1 peserta.

Selain itu, menurutnya ada Diaspora Jawa yang berasal dari pulau-pulau lain di Indonesia sebanyak 21 peserta. Untuk jumlah keseluruhan sebanyak 268 peserta

Ia mengemukakan nantinya berbagai kegiatan yang berbasis budaya Jawa digelar di UNS yang sebagian besar bertempat di Pendapa Javanologi.

"Mulai dari prosesi pembukaan yang penuh nuansa simbolik Jawa, sarasehan yang bertema 'Ngelmu Jawa', pemutaran dan diskusi film 'Sugeh' karya dari peserta Malaysia, pentas seni dari peserta, pameran karya seni dan data kesejarahan Diaspora Jawa, serta malam kesenian dalam agenda 'madhang bareng'," jelasnya.

Ia mengatakan satu hal yang menarik dari kegiatan berskala dunia tersebut adalah bahasa pengantarnya menggunakan "Boso Jowo Ngoko" atau bahasa Jawa yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari.

"Bahasa pengantar ini kami gunakan karena para peserta yang berasal dari berbagai belahan dunia tersebut mayoritas menguasai bahasa Jawa 'ngoko'," ujarnya.

Sementara itu, Rektor UNS Jamal Wiwoho menyebutkan terbangunnya jaringan kekeluargaan tersebut akan ditindaklanjuti dengan jaringan kerja sama, baik dalam bidang pengembangan pendidikan maupun budaya.

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019