• Beranda
  • Berita
  • Menteri: Prancis dan Jerman tingkatkan usaha kurangi ketegangan Iran

Menteri: Prancis dan Jerman tingkatkan usaha kurangi ketegangan Iran

19 Juni 2019 22:09 WIB
Menteri: Prancis dan Jerman tingkatkan usaha kurangi ketegangan Iran
Prancis dan Jerman akan meningkatkan usaha-usaha mereka mengurangi ketegangan mengenai Iran, tetapi waktu terus berjalan dan resiko perang tidak dapat dikesampingkan, kata dua menteri dari negara-negara itu pada Rabu. .(ANTARA Photo/REUTERS/Philippe Wojazer/djo)
Prancis dan Jerman akan meningkatkan usaha-usaha mereka mengurangi ketegangan mengenai Iran, tetapi waktu terus berjalan dan resiko perang tidak dapat dikesampingkan, kata dua menteri dari negara-negara itu pada Rabu.

"Kami ingin memadukan usaha kami sehingga proses penurunan ketegangan dimulai," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian kepada wartawan setelah sidang kabinet di paris.

"Masih ada waktu dan kami berharap semua aktor menunjukkan lebih tenang. Masih ada waktu, tapi sedikit," kata dia.

Inggris, Prancis dan Jerman, yang dikenal dengan nama E3, merencanakan inisiatif baru agar Iran tetap mematuhi perjanjian nuklir 2015 kendati ancaman Teheran akan melanggar salah satu batasan sentralnya, tetapi mereka mungkin mendekati akhir jalan diplomatik yang sudah mereka lakukan lebih 15 tahun lalu, kata diplomat-diplomat kepada Reuters pada Selasa.

Menteri Luar negeri Jerman Heiko Maas, yang menghadiri sidang kabinet Prancis, mengumandangkan komentar-komentar itu dan menambahkan "risiko perang di Teluk tak bisa dihindarkan."

"Kami perlu melakukan apapun supaya jangan sampai ini terjadi. karena itu kami berbicara dengan semua pihak. Saya berada di Iran dan kami juga bicara dengan pihak Amerika. kami perlu menurunkan ketegangan melalui dialog-dialog. Waktunya untuk menggunakan pendekatan diplomasi dan kami berkomitmen."

Negara-negara E3 telah berusaha keras untuk memenuhi perjanjian tersebut antara kekuatan-kekuatan utama dan Iran mengenai dukungan yang diperlukan sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian itu tahun lalu dan mulai memberlakukan kembali sanksi-sanksi Amerika.

Sumber: Reuters
 

Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019