"Mamberamo punya sejarah panjang gempa kuat dan merusak pada masa lalu, Daftar gempa kuat yang pernah melanda Maberamo cukup banyak," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono yang dihubungi di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan, di antara gempa tersebut memiliki guncangan hingga mencapai skala intensitas VII hingga VIII MMI yang dapat menyebabkan kerusakan ringan hingga sedang.
Seperti Gempa Mamberamo pada 1916 dengan magnitudo 8,1, tahun 1926 bermagnitudo 7,9, tahun 1950 magnitudo 7,2, tahun 1963 magnitudo 6,3, tahun 1971 magnitudo 8,1, tahun 1981 magnitudo 5,9, tahun 1986 magnitudo 6,7, tahun 1987 magnitudo 6,6, tahun 1987 magnitudo 6,8 dan pada 2015 magnitudo 7,2.
Lebih lanjut dia mengatakan, secara tektonik, zona gempa di Papua cukup aktif dan kompleks. Penyebab utama (driving force) aktivitas gempa di wilayah Papua adalah tumbukan Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat-selatan. Selain itu juga terdapat desakan lempeng kecil Filipina yang menambah kompleksitas tektonik Indonesia timur.
Sebelumnya gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 melanda Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua, Kamis (20/6) pukul 00.24.51 WIB.
Pusat gempa terletak pada koordinat 2,23 Lintang Selatan (LS) dan 138,53 Bujur Timur (BT) tepatnya di darat pada jarak 45 km arah barat daya Kota Sarmi pada kedalaman dangkal 11 km.
Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya kemungkinan besar gempa tersebut bersumber dari Sesar Naik Mamberamo.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa dipicu adanya penyesaran miring yang merupakan kombinasi antara pergerakan mendatar dan naik (oblique-thrust).
Mekanisme sumber oblique-thrust semacam ini, kata Daryono, merupakan ciri khas dari sistem Sesar Mamberamo akibat adanya tekanan atau kompresi dari utara dan selatan namun juga ada kecenderungan pergerakan lateral mengiri (sinistral).
Zona Sesar Mamberamo bagi kalangan para ahli kebumian juga populer disebut sebagai Sesar Anjak Mamberamo, Mamberamo Thrust, atau Maberamo Deformation Zone (DFZ).
Guncangan gempa Kamis dini hari tersebut dilaporkan dirasakan di Kota Sarmi dalam skala intensitas III-IV MMI, di Sentani II-III MMI, dan di Wamena II MMI.
Karena kuatnya guncangan gempa yang terjadi secara tiba-tiba ini, beberapa warga Sarmi yang sudah tertidur ada yang sampai terbangun dan beusaha keluar rumah.
Memperhatikan peta tingkat guncangan shake map BMKG menunjukkan bahwa di zona pusat gempa mengalami guncangan hingga VI MMI yang ditunjukkan dengan warna kuning.
"Ini artinya, jika di sekitar episenter terdapat permukiman penduduk maka akan berisiko mengalami kerusakan," katanya.
Hasil monitoring BMKG menunjukkan terjadi satu aktivitas gempa susulan (aftershock) pada pukul 00.43 WIB dengan kekuatan magnitudo 4,9. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.
Baca juga: BNPB tindaklanjuti gempa Mamberamo
Baca juga: Gempa magnitudo 5,4 di Jayapura akibat sesar Mamberamo
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019