Pengamat transportasi Yoga Adiwinarto dari Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) menilai tantangan terbesar yang kemungkinan dialami dalam pembangunan fase 2 Moda Raya Terpadu (MRT) berada di kawasan Harmoni, di mana halte TransJakarta di kawasan tersebut sangat krusial bagi operasionalisasi keseluruhan bus TransJakarta.Kalau bersifat sementara boleh-boleh saja, namun jika harus terjadi dalam jangka panjang seperti lima tahun maka hal itu bisa dianggap berbahaya...
"Masalahnya terdapat 25 rute TransJakarta yang melewati atau singgah di halte Harmoni, dan halte ini bukanlah halte biasa melainkan halte yang sangat berperan dalam memindahkan pengguna TransJakarta dari arah timur ke barat, barat ke utara, selatan dan segala macamnya," katanya di Jakarta, Kamis.
Dia berharap agar selama pembangunan fase 2 MRT Jakarta yang memakan waktu lima tahun tersebut tidak mengganggu mobilitas pengguna TransJakarta di halte Harmoni, terlebih lagi halte tersebut merupakan rute resmi koridor 1 yang paling banyak penumpangnya.
"Kalau bersifat sementara boleh-boleh saja, namun jika harus terjadi dalam jangka panjang seperti lima tahun maka hal itu bisa dianggap berbahaya. Isu manajemen lalu lintas atau trafik dalam pembangunan fase 2 MRT lebih kritis dibandingkan dengan pembangunan fase pertama MRT, dan saya pikir manajemen tersebut harus dipikirkan secermat mungkin," kata Yoga.
Pengamat ITDP itu mengusulkan ada sedikit pemindahan halte Harmoni ke arah utara, dimana fungsi halte tersebut tetap ada cuma lokasinya saja yang berubah.
"Ini yang memungkinkan untuk bisa ditoleransi sehingga sebetulnya tidak akan mengganggu pola perjalanan pengguna TransJakarta, namun hanya memindahkan sebagian saja," ujar Yoga.
Sebelumnya PT MRT Jakarta mengungkapkan fase 2 MRT Jakarta koridor Bundaran HI sampai dengan Kota sepenuhnya akan dibangun di bawah tanah menggunakan terowongan.
Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengakui alasan fase 2 sepenuhnya berada di bawah tanah karena masalah lahan yang terbatas. Alasan lainnya yakni terdapat kali dan sungai di sekitar kawasan Harmoni.
Proyek fase 2 MRT Jakarta dari Bundaran HI sampai dengan Kota sudah dimulai oleh PT MRT Jakarta pada Rabu (19/6) yang ditandai dengan penandatanganan pakta integritas oleh para direksi dan jajaran ketua panitia pengadaan paket kontrak proyek serta disaksikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, BPKP dan LKPP.
Fase 2 MRT ini juga akan terintegrasi dengan stasiun kereta Jakarta Kota dan kawasan wisata Kota Tua. Proyek fase 2 MRT Jakarta Bundaran HI-Kota diperkirakan memiliki jarak sekitar 8,3 Km dan estimasi waktu tempuh sekitar 20 menit.
Dalam pengerjaan fase 2, akan ada enam paket kontrak yang terdiri dari CP200 untuk pekerjaan Gardu Listrik (RSS) di Monas; CP201 untuk Bundaran HI-Monas; CP202 untuk Harmoni-Mangga Besar; CP203 untuk Glodok-Kota, CP205 untuk pekerjaan sistem perkeretaapian (railway systems) dan rel (track works); dan CP206 untuk pekerjaan kereta (rollingstock).
Proyek fase 2 MRT Jakarta dengan nilai total anggaran sekitar Rp22,5 triliun ini ditargetkan rampung pada 2024.
Baca juga: Fase 2 MRT Jakarta akan terintegrasi dengan Stasiun Jakarta Kota
Baca juga: Pembangunan fase 2 MRT Jakarta sepenuhnya di bawah tanah
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019