• Beranda
  • Berita
  • Konsumsi pertamax di Sulawesi meningkat 17 persen

Konsumsi pertamax di Sulawesi meningkat 17 persen

20 Juni 2019 19:45 WIB
Konsumsi pertamax di Sulawesi meningkat 17 persen
General Manager Pertamina MOR VII, Werry Prayogi (depan) berjalan beriringan bersama jajarannya disamping tangki penampung Bahan Bakar Minyak (BBM) saat memeriksa kesiapan Terminal BBM, jalan Nusantara, Makassar, Sulawesi Selatan. FOTO/HO/Humas Pertamina.

Ini menunjukkan bahwa konsumen sudah banyak yang memilih BBM berkualitas dengan RON tinggi, karena sangat mendukung performa kendaraan tetap prima

Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax mengalami peningkatan secara signifikan selama Ramadan dan Idul Fitri 1440 Hijiriah di wilayah Sulawesi.

"Bila dibandingkan dengan produk BBM gosoline jenis lain seperti premium, pertalite dan pertamax turbo yang disalurkan Pertamina MOR VII, tercatat kenaikan konsumsi pertamax paling tinggi mencapai 17 persen," kata Unit Manager Communication dan CSR, Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VII, Hatim Ilwan, Kamis.

Menurut dia, dari rata-rata harian normal konsumsi BBM pertamax mencapai 156 Kilo Liter (KL) per hari, selama periode Lebaran (21 Mei - 20 Juni 2019) mengalami peningkatan menjadi 183 KL per harinya.

"Ini menunjukkan bahwa konsumen sudah banyak yang memilih BBM berkualitas dengan RON tinggi, karena sangat mendukung performa kendaraan tetap prima," ujarnya.

Selama periode Satuan Tugas (Satgas) Ramadhan dan Idul Fitri lalu, secara keseluruhan konsumsi bahan bakar jenis gasoline di wilayah Pertamina MOR VII mengalami peningkatan sebesar tiga persen.

"Dari rata-rata harian yang dikonsumsi sekitar 6.907 KL menjadi 7.070 KL," kata Hatim.

Jika dibandingkan dengan masa Satgas tahun lalu, konsumsi tahun ini juga tercatat mengalami kenaikan sebesar dua persen.

"Selain Pertamax, peningkatan pada jenis Gasoline lainnya terjadi pada produk Pertamax Turbo," tambahnya.

Sementara untuk jenis gasoline, lanjut Hatim, sesuai prediksi sebelumnya mengalami penurunan hingga 5 persen.

Hal ini tak lepas dari banyaknya industri yang menghentikan operasi alat berat dan kendaraan lainnya penunjang produksi selama masa libur lebaran.

"Kondisi ini hampir sama dengan yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.

Adapun penurunan yang paling signifikan mencapai delapan persen terjadi pada produk avtur.

Dari 6 Depot Pengisian Pesawat Udara yang menyiapkan avtur di Sulawesi, rata-rata konsumsi avtur selama periode dua pekan sebelum dan sesudah lebaran hanya sekitar 887 KL per hari.

"Sementara rata-rata harian sepanjang 2019 mencapai 960 KL," ujarnya.

Secara umum, sepanjang periode Satgas lalu, menurut Hatim, pihaknya tidak mengalami kendala cukup berarti baik dari stok maupun distribusi BBM dan LPG.

Pihaknya juga menyiagakan layanan BBM di sepanjang jalur mudik sepanjang jalur lintas Pulau Sulawesi.

"Kita optimalkan layanan SPBU Reguler sebanyak 435 unit, dan mobile dispenser sebanyak satu unit," tambahnya.

Selain layanan BBM, Pertamina juga mencatat adanya kenaikan untuk penyaluran LPG selama masa Satgas RAFI yang naik sebesar 9,2 perseb untuk LPG versubsidi atau tabung tiga kilogram.

Khusus untuk LPG Non-subsidi yakni bright gas varian 5,5 kilogram dan 12 kilogram mengalami peningkatan hingga mencapai 14,8 persen untuk LPG dibandingkan rata-rata kondisi normal.

Meskipun terjadi peningkatan, namun pihaknya memastikan bahwa stok LPG masih berada dalam kondisi aman. Ia juga mengucapkan terimakasih atas dukungan semua pihak sehingga pelayanan energi pada masa Ramadhan dan Idul Fitri berjalan lancar.

"Kondisi stok aman juga berlaku untuk BBM dan LPG. Kami berterima kasih pada konsumen yang telah memilih produk berkualitas Pertamina,” katanya.

Baca juga: Pertamina optimalkan 7 depot amankan pasokan avtur di Sulawesi

Baca juga: Pertamina EP temukan cadangan gas di Sulawesi Tengah



 

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019