Ajakan tersebut disampaikan Ahmad Basarah ketika tampil sebagai pembicara utama pada diskusi peradaban bangsa yang diselenggarakan pada peringatan haul wafatnya Bung Karno ke-49 di kantor PA GMNI, Cikini, Jakarta, Jumat malam.
Pembicara pada diskusi tersebut adalah mantan KSAD Jenderal TNI (Purn) Budiman, Koordinator Presidium Nasional KAHMI Hamdan Zoelva, Dewan Pakar PA GMNI Andreas Hugo Pareira, dan Pengamat pertahanan dan militer Reza Haryadi. Hadir pada kegiatan tersebut, sejumlah tokoh dan mantan aktivis pergerakan.
"Dalam perkembangan zaman saat ini, ada upaya-upaya untuk membelokkan peradaban bangsa dari konsensus para pendiri bangsa. Kita semua bisa sama-sama merasakan adanya unsur-unsur di tengah masyarakat saat ini," kata Basarah.
Baca juga: Tokoh muda diharap berperan di PA GMNI
Salah satu modusnya, kata dia, adalah dengan melanjutkan cara Belanda ketika menjajah Nusantara, yakni melakukan politik pecah belah.
"Belanda mengadu domba antar-kesultanan saat itu. Setelah bertikai, Belanda masuk ke Indonesia dengan tujuan membentuk imperialisme dan kolonialisme, yang tujuan akhirnya merampok kekayaan Nusantara," katanya.
Menurut Basarah, kondisi saat ini masyarakat bisa merasakan bagaimana kelompok nasionalis diadu domba dengan kelompok Islam. Bahkan kelompok nasionalis juga diadu domba dengan TNI-Polri melalui berbagai modus. "Mereka bilang kelopak matanya dan kebutuhan masyarakat serta ketua nasionalis itu tak islami, kafir, dan sebagainya," katanya.
Menurut Basarah, sikap PA GMNI adalah gerakan kelompok pembelok peradaban itu harus dilawan bersama-sama oleh para elemen pendiri bangsa. Kegiatan hari ini menjadi momentum kebersamaan untuk mewarisi api perjuangan para pendiri bangsa, bukan "abunya".
"Ancaman ini hanya bisa kita lawan jika bangsa Indonesia bersatu. Jika nasionalis, Islam, TNI-Polri bersatu," kata Basarah.
Pada kesempatan itu, Basarah mengajak elemen bangsa Indonesia sebanyak-banyaknya untuk dan meningkatkan jiwa nasionalisme untuk menghadapi pembelok peradaban bangsa.
Baca juga: Kongres PA GMNI Perlu Jadi Momentum Konsolidasi
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019