"Kami tidak mungkin terus menunggu bantuan dari pemerintah pusat untuk mengatasinya sementara abrasi pantai semakin parah, dan meluas," kata salah seorang warga Musri Eka Putra di Sungai Limau, Sabtu.
Ia mengatakan upaya yang dilakukan warga ini memang hanya bisa menahan sementara, namun diharapkan bisa mengatasi abrasi sebelum bantuan pemerintah secara permanen tiba.
Dana untuk membeli karung geotekstil didapatkan dari sumbangan warga, dan juga sejumlah pihak yang peduli dengan kondisi abrasi pantai di daerah itu.
"Namun kami hanya mampu membeli beberapa, padahal kami masih banyak membutuhkannya," katanya.
Dipilihnya karung jenis geotekstil, lanjutnya karena sebelumnya pihaknya juga telah memasang bahan yang sama, dan itu merupakan bantuan dari Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) V.
"Hingga sekarang karung itu masih bertahan, tidak seperti karung biasa yang mudah lapuk," ujarnya.
Sebelumnya Warga Nagari Pilubang, Kecamatan Sungai Limau mengharapkan pemerintah daerah segera menangani abrasi pantai di daerah itu.
"Abrasi sudah lama, namun pada Lebaran lalu abrasi tambah parah," kata salah seorang warga Pasir Baru Darmansyah di Sungai Limau, Kamis.
Ia mengatakan pada Lebaran lalu bibir pantai sampai pada dapur rumah warga padahal warga telah memasang polongan dan karung yang terbuat dari geotekstil.
"Beruntung beberapa bulan lalu kami sudah memasang polongan untuk pemecah ombak," katanya.
Baca juga: Anggota DPR tinjau korban abrasi Pariaman
Baca juga: Abrasi Pantai di Pariaman Makan Korban
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019