Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Sulawesi Tengah membangun Madrasyah Tsanawiyah (MTs) Nurul Hasana di Kelurahan Duyu, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, sebagai bentuk kepedulian untuk pemulihan pendidikan pascabencana gempa, tsunami dan likuefaksi.Pembangunan enam lokal MTs Nurul Hasanah ini, akan berlangsung hingga dua bulan ke depan. Sementara pekerja yang dilibatkan sebanyak 40 orang.
Pembangunan madrasyah itu dilangsungkan oleh ACT pada Sabtu (22/6/2019) pagi. Pembangunan sekolah ini, ACT berkolaborasi dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Koordinator Tukang Sukarelawan ACT, Domo menargetkan pembangunan enam lokal MTs Nurul Hasanah ini, akan berlangsung hingga dua bulan ke depan. Sementara pekerja yang dilibatkan sebanyak 40 orang.
"Seperti pengalaman kami sebelumnya di Kabupaten Sigi, pembangunan sekolah itu memakan waktu kurang lebih dua bulan", ucal Domo.
Sementara itu Ketua Yayasan Nurul Hasana, Yunus Hasan mengatakan gempa yang terjadi 28 September silam merusak sembilan lokal ruangan sekolah.
Baca juga: ACT salurkan 2.000 paket iftar dari Turki untuk korban bencana Sulteng
"Karena sembilan lokal ruangan kelas rusak, sehingga kami melakukan aktifitas belajar mengajar di bangunan sementara yang dibantu oleh salah satu lembaga," sebut Yunus.
Yunus hasan sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan ACT selama pascabencana termasuk membangun sekolah mereka.
Dimasa recovery saat ini ACT tidak hanya membangun sekolah swasta maupun negeri, namun juga membangun sejumlah tempat ibadah, baik bangunan sementara maupun permanen.
Selain itu ACT juga telah menjalankan sejumlah program termasuk pemberdayaan ekonomi warga, seperti usaha bawang goreng di Kabupaten Sigi.
Pascagempa bumi, tsunami serta likuefaksi yang melanda Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah pada 28 september 2018 silam tidak hanya menimbulkan ribuan korban jiwa namun juga merusak pemukiman warga termasuk fasilitas umum seperti sekolah.
Pantauan dari tim ACT Sulawesi Tengah, hingga kini masih terdapat sejumlah sekolah yang masih menggunakan bangunan sementara untuk kegiatan belajar mengajar.
Kepala Cabang ACT SulawesiTengah Nurmarjani Loulembah mengemukakan pascabencana pihaknya tidak hanya fokus menyalurkan bantuan paket pangan kepada penyintas, namun juga fokus di dunia pendidikan dengan membangun sejumlah sekolah.
"Kami berharap pascagempa para siswa bisa lebih nyaman belajar di bangunan permanen dan tidak lagi belajar di tenda maupun bangunan sementara" Kata Nurmarjani.
Baca juga: ACT bantu pulihkan ekonomi korban bencana Sulteng di Sigi
Baca juga: ACT upayakan pemenuhan pangan korban bencana Sulteng selama ramadhan
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019