Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat mengubah strategi kakao Ransiki Kabupaten Manokwari Selatan, dengan memprioritaskan pencarian dan pengembangan pasar baru kemudian menggenjot produksi.Kita patut bangga karena kakao Ransiki ini berkualitas premium dan peluang pasarnya cukup besar
"Kami mencoba untuk menggunakan pola pendekatan baru. Kalau dulu dimulai dari hulu, dengan memperbaiki produksi namun akhirnya masyarakat bingung mau menjual biji kakao ke mana. Sekarang kami mencari pasar dulu, baru selanjutnya kami mundur untuk memacu produksi," kata Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Papua Barat, Charlie Heatubun di Manokwari, Papua, Minggu.
Ia mengemukakan Manokwari Selatan memiliki potensi kakao luar biasa. Ribuan hektare perkebunan kakao di daerah tersebut siap memasok kebutuhan ekspor.
Pada kunjungan Gubernur Dominggus Mandacan ke Los Angeles, California, Amerika Serikat beberapa waktu lalu produk kakao Ransiki dibawa untuk ditawarkan.
"Kita patut bangga karena kakao Ransiki ini berkualitas premium dan peluang pasarnya cukup besar," kata Charlie.
Ia menjelaskan kakao merupakan salah satu komoditas yang didorong pengembangannya pada program pembangunan berkelanjutan Papua Barat. Saat berkunjung ke Los Angeles tersebut, Gubernur pun melakukan pertemuan dengan beberapa mitra yang siap mendukung pengembangan kakao Ransiki.
"Konsep dasarnya adalah pembangunan berkelanjutan, ini sebagai tindak lanjut atas penetapan Papua Barat sebagai provinsi konservasi. Investasi hijau adalah bagian dari program yang akan dilaksanakan di Papua Barat," katanya lagi.
Selain kakao Ransiki, lanjut Charlie, pemprov pun akan mendorong pengembangan kopi di Pegunungan Arfak, Pala Fakfak, vanili, mangrove, rumput laut serta komoditas pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan lainya.
"Masih banyak komoditas unggulan lain yang bisa kita dorong untuk menembus pasar ekspor. Pemprov Papua Barat bersungguh-sungguh untuk memacu perekonomian masyarakat melalui program ekonomi hijau," sebut Charlie.
Ia berharap masyarakat adat di seluruh wilayah Papua Barat siap menyambut dan terlibat lebih aktif dalam investasi hijau.
Baca juga: Petani kakao lokal butuh kebijakan penjaminan akses pasar
Baca juga: Indonesia berkomitmen tingkatkan ekspor kakao ke Uni Eropa
Pewarta: Toyiban
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019