Kepala Dinas Kesehatan Jayawijaya dokter Willy Mambieuw di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Minggu, mengatakan delapan lokasi yang menjadi penanganan tahun 2019 ini tersebar di 40 distrik.
"Untuk jumlah stunting secara nominalnya kita belum tahu tetapi sekarang ada delapan lokasi yang menjadi perhatian kami," katanya.
Ia mengatakan sedang dilakukan pembahasan juga dengan Bappeda Jayawijaya untuk pada tahun ke dua penanganan stunting yaitu 2020, bisa ditambahkan jumlah lokasi.
"Untuk tahun 2020 kita akan tentukan lokasinya berdasarkan perhitungan manusia pendek, sangat pendek, dan kemudian ditetapkan melalui SK bupati," katanya.
Willy Mambieuw mengatakan pemberantasan stunting di Jayawijaya baru pertama dilakukan pada 2019 dan intervensi itu lebih kepada ibu-ibu agar anaknya tidak terkena stunting.
"Stunting itu katakanlah kalau dia (anak) usia 5 tahun, harus tinggi badannya sekian. Tetapi kenyataannya usia 5 tahun, tinggi badan tidak sesuai dengan standar itu, itu yang harus kita intervensi agar usia serta tinggi badan harus sesuai," katanya.
Menurut dia, Bupati telah menginstruksikan pemerintahan kampung untuk mengalokasikan separuh dari dana kampung yang diterima untuk bidang kesehatan, yang di dalamnya untuk pemberantasan stunting.
"Dana itu dikelola langsung masyarakat kampung, misalnya saat penimbangan ibu hamil, anak-anak perlu makanan tambahan selain dinas kesehatan berikan, melalui dana itu masyarakat juga berikan dengan memberikan pangan lokal yang tersedia," katanya.*
Baca juga: BKKBN siapkan Rp1,3 miliar untuk cegah stunting di Papua
Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019