Hal tersebut diungkapkan para pemimpin ASEAN dalam sesi retreat KTT ke-34 ASEAN, Minggu, yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
"Para pemimpin ASEAN menyampaikan terima kasih kepada Indonesia yang telah menginisiasi konsep Outlook ASEAN mengenai Indo-Pasifik sehingga pada KTT ASEAN kali ini outlook tersebut dapat diadopsi," ujar Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi di sela-sela KTT ASEAN ke-34, Minggu.
Dalam pertemuan tersebut, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengatakan bahwa dengan outlook ini ASEAN dapat mandiri dalam bersikap dan mengembangkan pandangan terhadap situasi lingkungan Indo-Pasifik dan kerja sama yang akan dilakukan di kawasan tersebut.
"Karena seperti yang saya sudah sampaikan kemarin bahwa walaupun wawasan ini adalah mandiri. Outlook ASEAN ini sifatnya tidak tertutup dan tidak membuka pintu bagi kerjasama," ujar Menlu.
Justeru, lanjut Menteri Retno, outllok ini bersifat terbuka dan negara-negara anggota ASEAN siap melakukan kerja sama dengan mitranya di dalam konteks memperkokoh dan mengimplementasikan cara pandang ASEAN terhadap kawasan Indo-Pasifik terutama mengenai bidang-bidang kerja sama.
Sebelumnya,Presiden Jokowi kembali mengangkat isu Rakhine State dalam pertemuan retreat KTT ASEAN di Hotel Athenee, Bangkok, Thailand, Minggu 23 Juni 2019.
"Saya ingin bicara sebagai satu keluarga, berterus terang, untuk kebaikan kita semua,” kata Presiden memulai pandangannya dalam pertemuan retreat.
Presiden Jokowi mengingatkan bahwa pemimpin ASEAN telah memberikan mandat ke AHA Centre untuk melakukan peniliaian kebutuhan guna membantu Myanmar mempersiapkan repatriasi yang sukarela, aman, dan bermartabat.
Mandat tersebut sudah dijalankan melalui pelaksanaan Preliminary Needs Assessment (PNA) tim ke Rakhine State. PNA sudah menyampaikan laporan dari pelaksanaan mandatnya.
Baca juga: Pemimpin ASEAN sepakat adopsi Outlook ASEAN tentang Indo-Pasifik
Baca juga: Jokowi: ASEAN harus miliki "outlook" tentang Indo Pasifik
Baca juga: Indonesia-Thailand dorong pengembangan konsep Indo-Pasifik ASEAN
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019