• Beranda
  • Berita
  • Dukungan Belitung jadi UNESCO Geopark diwujudkan lewat festival

Dukungan Belitung jadi UNESCO Geopark diwujudkan lewat festival

24 Juni 2019 16:00 WIB
Dukungan Belitung jadi UNESCO Geopark diwujudkan lewat festival
Ketua Pelaksana Festival Geomaritim Internasional-Titik Temu Belitong, Linda Samosir saat diwawancarai di Jakarta, Senin (24/6/2019). (FOTO ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)

Festival itu juga mengusung upaya masyarakat dalam pemeliharaan kebudayaan di Belitung

Festival Geomaritim Internasional-Titik Temu Belitong yang bakal digelar pada 28-30 Juni 2019 mendukung upaya mewujudkan Belitung menuju UNESCO Global Geopark.

"Dalam rangka Belitung jadi UNESCO Global Geopark kita maunya Belitung itu dipersiapkan menjadi tempat yang 'ready' menjadi tuan rumah wisatawan internasional," kata Ketua Pelaksana Festival Geomaritim Internasional-Titik Temu Belitong, Linda Samosir saat diwawancarai ANTARA, Jakarta, Senin.

Linda menjelaskan bahwa  dalam mengembangkan suatu geopark, selain penilaian terhadap alam, juga diperlukan keterlibatan masyarakat untuk menjaga keberlanjutan kelestarian geopark.

Untuk itu, kata , festival itu juga mengusung upaya masyarakat dalam pemeliharaan kebudayaan di Belitung.

Menurut dia, festival itu juga memperkaya atraksi kebudayaan yang dapat menjadi ikon bagi pariwisata Belitung dan berdampak pada ekonomi warga karena menarik beragam wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.

Titik Temu, katanya,  adalah pertunjukan yang menyuguhkan perpaduan tari tradisi dan kreasi baru khas Belitung, dengan musik khas Melayu yang mengisahkan kehidupan masyarakat Belitung pada masa lalu sampai kini.

Pertunjukan itu, kata Linda,  melibatkan ratusan pelajar sebagai pemain dari komunitas seni musik, tari, pertunjukan, serta literasi tradisi di Belitung.

Penonton diajak menikmati pertunjukan seni dengan sensasi baru, yaitu menyaksikan dari atas perahu nelayan sambil menikmati terbenamnya matahari dengan latar pertunjukan.

Selanjutnya, katanya, para tamu akan diajak makan malam ala “Bedulang”, tradisi khas Belitung.

Pertunjukan teater musikal itu, kata dia, disutradarai oleh Wawan Sofwan, yang kerap kali menggarap pertunjukan teater, drama musikal dalam skala kolosal.

Beberapa karyanya adalah Bunga Penutup Abad, Sisio Drama Jenderal Sudirman, Monolog Bung Karno (Sekarang atau Tidak Sama Sekali), Pertunjukan Kolosal Wisuda Terpadu Kementerian Perhubungan dan pergelaran Swadarma Ning Pertiwi di Garuda Wisnu Kencana, demikian Linda Samosir.


Baca juga: Geopark Belitong diarahkan berkonsep pariwisata berkelanjutan

Baca juga: Belitong Geopark International SUP and Kayak Marathon diluncurkan

Baca juga: Pemprov Babel bangun kawasan konservasi laut Belitung

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019