Head of Marketing PT Sasa Inti, Albert Dinata menjelaskan, mengutip Badan Kesehatan Dunia, penggunaan MSG aman asalkan sesuai kebutuhan yaitu untuk memperkuat rasa makanan.
"Kami sampaikan MSG aman. Selama takaran cukup, no harm untuk kesehatan kita. Kami menggunakan aturan BPOM, kalau ada bahan kami yang berbahaya tentu tidak akan disetujui BPOM," kata dia di Jakarta, Selasa.
Albert Dinata menjelaskan, MSG yang diproduksi di perusahaannya menggunakan bahan alami yakni tetesan tanaman tebu dan melalui proses fermentasi, sama seperti pembuatan yogurt ataupun kecap manis. Tebu yang sudah menjalani proses fermentasi diambil glukamatnya dan melalui tahap kristalisasi.
"MSG sesuatu yang alami dari sisi pembuatan. Melalui proses fermentasi seperti membuat yogurt, kecap manis. Proses fermentasi itu lumrah dan natural," kata dia.
Baca juga: Pameran seni Sasa dan Haluu hadirkan lokasi swafoto "Instagrammable"
Untuk meyakinkan masyarakat, dia dan tim bekerja sama dengan para ahli gizi dan asosiasi MSG melalui seminar-seminar mengampanyekan keamanan MSG.
Menurut Albert, walau dilabeli negatif, namun masih banyak masyarakat yang menambahkan MSG pada makanan mereka, bahkan sekedar untuk membuat sambal uleg.
Sasa yang sudah berdiri selama 52 tahun di Indonesia tak hanya menghasilkan produk MSG, tetapi juga enam varian lain yakni tepung bumbu, santan, saus sambal, sambal terasi, bumbu instan dan kaldu.
Dalam kesempatan itu, Head of Brand PT Sasa Inti Fenny Kusnaidy berkomitmen terus berinovasi untuk menjawab kebutuhan konsumen.
"Kami terus menjawab kebutuhan konsumen, memproduksi produk yang lebih baik dengan terus update dengan perkembangan zaman," tutur dia.
Target konsumen juga tak sebatas di Indonesia, tetapi juga sudah merambah ke pasar Asia, Timur Tengah, Afrika dan Australia dan beberapa negara lainnya.
Baca juga: Badan POM tegaskan MSG aman untuk dikonsumsi
Baca juga: Persatuan pabrik MSG sebut vetsin aman dikonsumsi
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019