Menanti LRT, Si "mainan anak", menjawab kritik

25 Juni 2019 20:44 WIB
Menanti LRT, Si "mainan anak", menjawab kritik
Sejumlah penumpang uji publik LRT menunggu diberangkatkan dari Stasiun Velodrome Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (25/6/2019). ANTARA/Abdu Faisal/am.

Saya yakin itu jadi mainan anak-anak kayak di Taman Mini

Pernahkah anda naik Gondola di Taman Mini? Mungkin wahana ini yang sepintas muncul di benak Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, M. Taufik, saat menanggapi kebijakan pembangunan Lintas Rel Terpadu (LRT) sepanjang 5,8 Km yang memakan biaya Rp5,8 triliun itu.

"Uang besar itu Rp5,8 triliun. Satu kilometer (pembangunan) berarti habis Rp1,1 triliun. Harusnya dilaporkan dong, karena itu uang masyarakat, uang rakyat. Saya yakin itu jadi mainan anak-anak kayak di Taman Mini," kata Taufik di Jakarta, Selasa (18/6).

Kereta api ringan bergerbong empat ini juga dinilai Taufik lambat pengerjaannya. Padahal adanya transportasi itu ramainya untuk mengangkut atlet dan penonton Asian Games 2018.

Hingga kini, sudah setahun sejak pelaksanaan Asian Games. Operasional LRT belum jua diresmikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pernah berujar kalau pihaknya belum menentukan tanggal operasi komersial LRT Jakarta.

Anies mengatakan ada sejumlah hal yang harus ditata sebelum mengumumkan tanggal operasi resmi LRT Jakarta.

"Lebih banyak terhadap penataan 'governance', sampai tuntas baru kita buka," kata Anies di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Sabtu (22/6).

Namun apapun alasan gubernur, PT LRT Jakarta sudah membuktikan kesiapannya dengan mengadakan uji coba LRT untuk publik sejak Selasa (11/6) lalu.

Setidaknya bermacam kritik tak memadamkan antusiasme warga menjajal moda transportasi baru di DKI Jakarta itu.

Bahkan sejak tiga hari dibuka uji coba untuk publik, peminat LRT mencapai 5.000 orang. Warga mengaku antusias dan penasaran dengan LRT bahkan sengaja keluar rumah hanya untuk mencoba LRT.

Seperti Alva, warga Klender (Jakarta Timur) menjelaskan bahwa dari segi pelayanan dan infrastruktur sudah sangat baik dan tertata.

Namun, Alva mengatakan akan lebih baik jika jalur LRT yang menghubungkan Stasiun Velodrome dan Stasiun Boulevard Utara tidak hanya melayani lima stasiun saja, sebaiknya ditambah lagi.

"Ya lebih baik kalo bisa lebih jauh jangkauannya. Jauh lebih efektif bagi pengguna jika rute yang dihadirkan lebih banyak dan terhubung dengan transportasi lainnya," kata Alva yang ditemui saat uji coba LRT, Selasa (25/6).

Selain warga asli Ibu Kota, ada juga warga luar Jakarta yang antusias dan penasaran untuk menjajal LRT.

Seperti Bagus Setiawan, warga Demak, Jawa Tengah yang sengaja jauh-jauh ke Jakarta hanya untuk mencoba LRT.

"Keretanya keren. Bersih. Fasilitasnya juga baik," ujar pemuda yang ingin disapa Iwan itu di dalam perjalanannya menuju Stasiun Boulevard Utara, Selasa (25/6).

Pria berkacamata itu optimistis dengan hadirnya LRT fase 1 merupakan sebuah langkah awal bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengurai kemacetan.

Fasilitas LRT

LRT Jakarta memiliki lima stasiun, yaitu Stasiun Boulevard Utara, Stasiun Boulevard Selatan, Stasiun Pulomas, Stasiun Equestrian (pacuan kuda), dan Stasiun Velodrome. Jam operasionalnya dimulai pukul 05.30 hingga 23.00 WIB setiap harinya, dan kereta datang setiap 10 menit sekali.

PT LRT Jakarta memastikan fasilitas layanan moda transportasi LRT inklusif dan dapat diakses oleh penyandang disabilitas, baik di area stasiun maupun di dalam rangkaian kereta.

Direktur Utama PT LRT Jakarta, Allan Tandiono, saat dijumpai di hari pertama uji publik LRT di Stasiun Velodrome, Selasa (11/6) mengatakan pihaknya telah melakukan sosialisasi dengan para penyandang disabilitas pada Maret lalu.

“Kami juga lakukan pelatihan bagaimana melayani mereka lalu bagaimana fasilitas disiapkan dan apa yang harus diperbaiki,” katanya.

Di area stasiun, terdapat elevator yang dapat mengakomodir kebutuhan pengguna kursi roda, ibu hamil dan lansia yang hendak menuju ke peron yang terletak di lantai atas. Terdapat pula jalur-jalur kuning bertekstur atau ‘guiding block’ yang bertujuan untuk menunjukkan arah menuju kereta bagi para penyandang disabilitas.

Kereta Lintas Rel Terpadu (LRT) menunggu diberangkatkan dari Stasiun Velodrome Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (25/6/2019). ANTARA/Abdu Faisal.


Selain itu, terdapat pula sejumlah pintu masuk dan keluar berukuran besar yang diprioritaskan untuk pengguna kursi roda atau keluarga yang membawa kereta dorong anak-anak.

Di jalur kedatangan dan keberangkatan kereta, tersedia pula toilet khusus pengguna kursi roda. Selain itu, jarak antara lantai jalur dengan kereta dibuat tidak terlalu lengang sehingga memudahkan pengguna kursi roda untuk naik ke dalam rangkaian kereta.

“Itu dari feedback yang kita dapat, jarak jangan sampai melebihi roda kecil di kursi roda karena nanti bisa jatuh. Lantai juga jangan terlalu tinggi, kalau tinggi nanti susah mendorongnya,” katanya.

Di dalam rangkaian kereta, tersedia area khusus tanpa kursi yang diperuntukkan bagi pengguna kursi roda dan kereta dorong bayi. Apabila area tersebut tak digunakan, maka dapat pula dijadikan tempat penyimpanan barang berukuran besar seperti koper.

Pintu-pintu yang terletak di dekat area tersebut juga diberikan tanda khusus, sehingga pintu tersebut dapat diprioritaskan bagi pengguna kursi roda yang hendak masuk ke dalam kereta.

Corporate Communication PT Light Rail Transit (LRT) Jakarta Melisa Suciati mengatakan bahwa pihaknya optimistis pada masa mendatang LRT akan menjadi salah satu moda transportasi favorit bagi masyarakat Jakarta.

“Sebenarnya tidak ada kompetisi dengan transportasi lain karena kita sudah bertekad untuk saling melengkapi satu sama lain. Tapi kami optimis,” kata Melisa.

Melisa mengatakan LRT akan mempunyai fasilitas lengkap dan terbaru di stasiun seperti adanya musala, ruang menyusui, klinik, toilet, cctv, lift dan eskalator yang akan memudahkan para pengguna LRT dalam melakukan perjalanan.

Selain itu, LRT Jakarta yang juga menjadi bagian dari program pemerintah Jak Lingko, yaitu program transportasi satu harga untuk satu kali perjalanan yang diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dinilai bertanggung jawab untuk memberi pelayanan yang baik kepada masyarakat.

“Kita saling mendukung pada program pemerintah melalui Jak Lingko itu,” katanya.

Melisa mengatakan bahwa adanya integrasi antara LRT Jakarta dengan Transjakarta koridor empat akan menjadi nilai tambah bagi LRT Jakarta.

“Pembangunan 'skybridge' yang akan mengintegrasikan fisik dengan Transjakarta koridor empat jurusan Pulo Gadung-Dukuh Atas,” ujar Melisa.

Integrasi tersebut semakin memperluas jangkauan moda transportasi terbaru ini terhadap masyarakat Kota Jakarta.

“Untuk itu, perjalanan yang ditawarkan oleh LRT Jakarta bukan hanya dari Kelapa Gading ke Velodrome saja, tapi sudah Kelapa Gading - Dukuh Atas via integrasi Transjakarta koridor empat,” kata Melisa.

Ia berharap agar LRT Jakarta bisa menjadi moda transportasi yang dapat meringankan perjalanan masyarakat serta bisa lebih berkontribusi untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di Ibu Kota DKI Jakarta.

“Segala upaya kita lakukan agar masyarakat bisa bertransportasi umum dengan nyaman, aman dan cepat,” kata Melisa.

PT LRT Jakarta mengatakan pihaknya sudah siap untuk operasi komersial dan hanya perlu menunggu persetujuan dari Pemprov DKI dan kesiapan itu ditunjukkan dengan uji publik yang masih berlangsung hingga hari ini.


Perizinan teknis rampung

Secara teknis, moda kereta api ringan (LRT) Jakarta juga dikatakan siap untuk dioperasikan.

“Menyikapi keinginan masyarakat agar LRT Jakarta dapat dioperasikan, semua persyaratan teknis dan administrasi sudah rampung,” kata Direktur Keselamatan Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Edi Nur Salam dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Edi merinci Kemenhub sebagai pembina teknis perkeretaapian sesuai dengan peraturan perundangan-undangan memiliki kewenangan terkait pengoperasian LRT Jakarta berupa penerbitan sertifikasi kelaikan sarana LRT; penerbitan sertifikasi prasarana yang dimulai dengan tahap rekomendasi teknis dan penilaian aspek keselamatan (Safety Assesment) operasional LRT Jakarta serta supervisi SOP (Standard Operasional Procedure) Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan standar keselamatan operasional LRT Jakarta.

Termasuk juga, supervisi simulasi keadaan darurat dan supervisi dokumen Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (SMKP).

“Kemudian, terkait sertifikasi prasarana sudah digantikan fungsinya oleh rekomendasi teknis prasarana yang menyatakan bahwa prasarana LRT Jakarta berupa jalur dan bangunan serta fasilitas operasi LRT Jakarta dinyatakan dapat dioperasikan secara fungsional,” katanya.

Untuk menjamin kualitas pelayanan kepada masyarakat, Edi mengatakan sudah melakukan supervisi dan rekomendasi SOP standar pelayanan minimum yang dibuat oleh PT LRT Jakarta.

“Dan untuk menjamin keselamatan penguna LRT dan operasional LRT, kami juga sudah melakukan penilaian keselamatan dan supervisi serta rekomendasi terhadap dokumen sistem manajemen keselamatan perkeretaapian yang dibuat oleh PT LRT Jakarta,” katanya.

LRT Jakarta Fase 1 sepanjang 5,8 kilometer akan melayani masyarakat dari Stasiun Kelapa Gading menuju Stasiun Velodrome Rawamangun, begitupun sebaliknya.

Adapun LRT Jakarta akan melayani turun naik penumpang di enam stasiun, yaitu Pegangsaan dua, Boulevard Utara, Boulevard Selatan, Pulomas, Equestrian, dan Velodrome.

“Pada saat nanti dioperasikan, LRT Jakarta rencananya sudah terintegrasi dengan sistem pelayanan TransJakarta,” ujar Edi.

Jadi tunggu apa lagi sebenarnya? Mari kita nantikan si "mainan anak" menjawab kritik dengan baik di Ibu Kota.

 

 




 

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019