Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun menegaskan bahwa masyarakat Palestina hanya menuntut kemerdekaan dari penjajahan politik yang terjadi di negara itu.
“Dengan hilangnya penjajahan tersebut, masyarakat Palestina akan bisa bangkit secara ekonomi, pendidikan, dan berbagai bidang lainnya,” kata Zuhair dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Dia juga menekankan bahwa masyarakat Palestina sesungguhnya memiliki kemampuan yang sama seperti bangsa-bangsa lain di dunia.
Zuhair berbicara dalam rangka menanggapi Konferensi Bahrain dan menyatakan sikap resmi pemerintah Palestina atas pertemuan yang digelar atas inisiatif Amerika Serikat (AS) di Kota Manama pada 25-26 Juni 2019 itu.
Pemerintah Palestina menolak hadir dalam konferensi tersebut karena menganggap itu sebagai permainan licik pemerintah AS.
Proyek ekonomi AS yang dimulai dengan Konferensi Bahrain, menurut dia, “akan mengambil hak masyarakat Palestina, juga akan mempersulit kewarganegaraan mereka di masa yang akan datang”.
Lebih lanjut, Palestina memandang proyek tersebut tidak dilakukan atas dasar niat yang tulus, melainkan untuk mencari keuntungan bagi pengusaha-pengusaha AS.
Selain itu, Israel yang juga menjadi bagian penting dari konferensi itu, disebutkan telah mengambil pemasukan milik Palestina berupa pajak dan penghasilan lainnya sejak beberapa bulan lalu.
Dengan berbagai tantangan dan posisi sulit yang dihadapi oleh Palestina, Zubair menyebut bahwa mereka akan tetap memperjuangkan diri.
“Kami ingin menekankan bahwa kami tetap tegar di tanah sendiri. Kami tidak akan pernah menyerahkan tanah, penghuni-penghuninya, serta pajak yang dihasilkan di dalamnya kepada pemerintah Israel,” ujar Zuhair.
Pewarta: Suwanti
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019